Hiperkeratosis - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Apr 30, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Waktu baca: 3 menit

Hiperkeratosis adalah suatu kondisi kulit yang terjadi ketika kulit seseorang menjadi lebih tebal dari normal pada bagian bagian tubuh tertentu. Hiperkeratosis disebabkan oleh produksi keratin yang berlebihan pada lapisan terluar kulit. 

Keratin adalah protein berserat yang dapat ditemukan di kuku, rambut, dan kulit. Tubuh dapat memproduksi keratin berlebih sebagai akibat dari peradangan, sebagai respon perlindungan terhadap tekanan, atau sebagai akibat dari kondisi genetik. Sebagian besar bentuk hiperkeratosis dapat diobati dengan tindakan pencegahan dan pengobatan.

Iklan dari HonestDocs
Pembersihan Gigi di Brillo Dental Care (Buy 1 Get 1)

Pembersihan gigi rutin dilakukan untuk menghilangkan kotoran, plak, dan karang gigi agar lebih sehat dan kuat, menghilangkan noda, mengurangi bau mulut, dan mengurangi radang gusi. Paket ini tidak termasuk obat dan berlaku untuk 1x pemakaian.

Apa Penyebab Terjadinya Hiperkeratosis?

Hiperkeratosis yang berhubungan dengan tekanan terjadi sebagai akibat dari tekanan yang berlebihan, peradangan atau iritasi pada kulit. Hiperkeratosis adalah respon kulit dengan memproduksi lapisan keratin ekstra untuk melindungi area kulit yang rusak.

Keratosis juga dapat terjadi tanpa dipicu oleh tekanan. Bentuk-bentuk hiperkeratosis lainnya meliputi:

  • actinic keratosis, yang menyebabkan munculnya bercak-bercak kasar seperti amplas
  • kapalan
  • mata ikan
  • eksim
  • epidermolytic hyperkeratosis, merupakan kelainan kulit bawaan
  • lichen planus, suatu kondisi yang menyebabkan munculnya bercak putih pada bagian dalam mulut
  • Kutil pada telapak kaki
  • psoriasis

Jika hiperkeratosis terjadi pada bagian-bagian tubuh yang tidak wajar, dan pertumbuhannya mengganggu, sebaiknya periksakan ke dokter untuk mengetahui penyebabnya dan memberikan penanganan yang tepat.

Gejala Hiperkeratosis

Hiperkeratosis dapat memiliki berbagai gejala. Gejalanya tergantung dari lokasi dan penyebab yang mendasarinya. Beberapa gejala hiperkeratosis yang sering ditemukan meliputi:

  • Kapalan: Kalus adalah area kulit yang menebal yang biasanya terjadi pada kaki, tetapi juga bisa tumbuh pada jari. Tidak seperti mata ikan (lihat di bawah), kalus biasanya memiliki ketebalan yang merata.
  • Mata ikan: Lesi yang biasanya muncul pada telapak kaki yang menerima tekanan. Mata ikan menimbulkan nyeri jika terinjak.
  • Eksim: Kondisi ini menyebabkan kulit merah dan gatal yang nampak sebagai bercak atau benjolan kecil
  • Hiperkeratosis epidermolitik: Kondisi ini menyebabkan kulit sangat merah dan kulit melepuh saat lahir. Seiring bertambahnya usia, seseorang yang menderita hiperkeratosis epidermolitik akan akan mengalami penebalan kulit (hiperkeratosis), terutama pada daerah persendian.
  • Leukoplakia: Kondisi ini menyebabkan munculnya bercak putih tebal di dalam mulut.
  • Psoriasis plak: Kondisi ini dapat menyebabkan penumpukan sel-sel kulit berlebih yang seringkali berwarna perak dan bersisik.

Selain mata ikan dan kapalan, sebagian besar bentuk hiperkeratosis lainnya tidak menimbulkan nyeri.

Bagaimana Cara Mencegah Terjadinya Hiperkeratosis?

Beberapa cara untuk mencegah timbulnya hiperkeratosis, seperti mata ikan atau kapalan meliputi:

Iklan dari HonestDocs
Pembersihan Karang Gigi, Polishing dan Pemeriksaan Intraoral Camera At Tooth's Kingdom Dental Care

Karang Gigi merupakan penumpukkan plak yang sifatnya keras dan menempel pada gigi, bahkan akibat plak yang terlalu keras bisa melapisi gigi dengan lapisan berwarna kuning coklat hingga hitam . Pembersihan Karang Gigi biasanya di lakukan pada waktu 6 bulan sekali atau dalam 1 tahun 2 kali

  • Mengenakan sepatu yang nyaman dan pas.
  • Hindari bertelanjang kaki di area yang rentan terhadap jamur, seperti di ruang ganti, ruang olahraga, atau kolam renang.
  • Menghindari kondisi lingkungan yang diketahui berkontribusi terhadap eksim, seperti udara kering, sabun yang mengiritasi kulit, bahan kimia, atau suhu yang sangat panas atau dingin.
  • Menghindari pemicu alergi, seperti bulu hewan peliharaan dan serbuk sari yang dapat menyebabkan peradangan kulit.
  • Mengenakan tabir surya dengan SPF 30 jika bepergian di bawah teriknya matahari.

Bagaimana Pengobatan Hiperkeratosis?

Diagnosa

Seseorang yang mengalami hiperkeratosis harus memeriksakan diri ke dokter, terutama jika kondisi ini menyebabkan rasa sakit , ketidaknyamanan, atau area kulit tampak terinfeksi, seperti memerah, bengkak, atau berisi nanah.

Kadang-kadang plak hiperkeratosis sangat mirip dengan lesi kanker. Karena alasan ini,jika Anda menderita hiperkeratosis, segera periksakan diri Anda ke dokter.

Dokter akan bertanya mengenai riwayat medis untuk menentukan apakah ada penyebab hiperkeratosis. Misalnya, jika seseorang memiliki leukoplakia, riwayat merokok atau menggunakan tembakau kunyah, maka mereka mungkin berisiko lebih tinggi terkena hiperkeratosis. 

Setelah melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan riwayat kesehatan, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang yang meliputi :

  • Pemeriksaan pencitraan untuk menentukan apakah ada masalah mendasar dengan struktur tulang seseorang atau adanya tumor di sekitar area hiperkeratosis.
  • Biopsi, yang melibatkan pengambilan sampel kulit dan memeriksanya di bawah mikroskop untuk mengetahui adanya sel kanker atau kelainan sel lainnya. Dalam kebanyakan kasus, dokter dapat mendiagnosis penyebab yang mendasari melalui pemeriksaan fisik.

Pengobatan Hiperkeratosis

Perawatan untuk hiperkeratosis tergantung pada bentuk dan penyebabnya. Hiperkeratosis dapat ditangani dengan penanganan sederhana di rumah atau ditangani oleh dokter di klinik.

Dokter dapat meresepkan obat untuk mengobati area hiperkeratosis, seperti krim kortikosteroid untuk eksim atau lichen planus.

Jika hiperkeratosis harus ditangani dengan pembedahan minor, seperti kutil, maka mereka harus menemui dokter atau penyedia layanan kesehatan profesional lainnya untuk mengangkat kutil. Pengangkatan dapat dilakukan dengan prosedur cryotherapy atau laser.


25 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Leerunyakul K, Chirasuthat P, Suchonwanit P: A Case Report of Idiopathic Follicular Hyperkeratotic Spicules and Literature Review. Case Rep Dermatol 2019;11:278-285. doi: 10.1159/000503272. Karger Publishers. (https://www.karger.com/Article/FullText/503272)
Peter Rout D, Nair A, Gupta A, Kumar P. Epidermolytic hyperkeratosis: clinical update. Clin Cosmet Investig Dermatol. 2019;12:333-344 https://doi.org/10.2147/CCID.S166849. Dove Medical Press. (https://www.dovepress.com/epidermolytic-hyperkeratosis-clinical-update-peer-reviewed-fulltext-article-CCID)
Peter Rout D, Nair A, Gupta A, Kumar P. Epidermolytic hyperkeratosis: clinical update. Clin Cosmet Investig Dermatol. 2019;12:333-344 https://doi.org/10.2147/CCID.S166849. Dove Medical Press. (https://www.dovepress.com/epidermolytic-hyperkeratosis-clinical-update-peer-reviewed-article-CCID)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app