Steroid dan hormon steroid ternyata berbeda. Steroid adalah senyawa organik yang terbuat dari turunan lemak, sedangkan hormon steroid adalah steroid yang berfungsi sebagai hormon.
Steroid dalam tubuh dapat dikelompokkan menjadi 2 kelas, yaitu kortikosteroid yang paling banyak diproduksi di korteks adrenal dan seks steroid yang paling banyak diproduksi dalam organ kelamin dan plasenta.
Terdapat dua jenis kortikosteroid yang utama, yaitu glukokortikoid dan mineralokortikoid, sementara seks steroid terdiri dari testosteron, estrogen, dan progesteron.
Fungsi Hormon Steroid
Dalam tubuh manusia hormon steroid memiliki banyak fungsi, yaitu:
- Glukokortikoid atau kortisol berperan sebagai pengatur dalam banyak proses metabolisme, termasuk pembentukan glukosa dari asam amino dan asam lemak dan penyimpanan glikogen dalam hati. Kortisol juga membantu menjaga tekanan darah tetap normal dan mempunyai efek anti-inflamasi dan imunosupresif.
- Mineralokortikoid atau aldosteron berperan dalam menjaga keseimbangan air dan garam mineral dalam tubuh. Hormon ini akan membuat ginjal menyerap kembali natrium dan kalium serta membuang zat-zat yang diperlukan melalui urin. Hormon ini juga membantu dalam mengatur tekanan darah.
Efek kelebihan Hormon Steroid
Kortisol mengatur banyak sistem. Oleh karena itu, kelebihan kortisol akan menimbulkan banyak gejala dan masalah pada kesehatan
Berikut efek kelebihan hormon steroid kortisol:
- Penurunan imunitas atau daya tahan tubuh
- Depresi
- Kelelahan
- Kenaikan berat badan
- Penumpukan lemak terutama di wajah, punggung atas (buffalo hump), dan dada
- Obesitas terutama pada perut / obesitas sentral
- Sakit punggung
- Kulit yang tipis
- Penurunan konsentrasi
- Pembengkakan di tangan dan kaki
- Libido rendah
- Jerawatan
- Gangguan memori (terutama jangka pendek)
- Pertumbuhan rambut wajah atau kebotakan pada perempuan
- Insomnia
- Penyembuhan kulit buruk
- Iritabilitas
- Gangguan menstruasi
- Gangguan pengaturan gula darah / gula darah tinggi
- Penurunan kepadatan mineral tulang
- Tekanan darah tinggi
- Mudah memar
- Pengecilan dan kelemahan otot lengan dan kaki
- Timbulnya garis-garis ungu kemerahan pada kulit.
Sedangkan kelebihan aldosteron paling sering menimbulkan gejala tekanan darah tinggi dan peningkatan retensi (penumpukan) air dan garam dalam tubuh. Aldosteron tinggi juga bisa menyebabkan kadar kalium darah yang rendah (hipokalemia) yang dapat menimbulkan gejala berupa kelemahan, kesemutan, spasme oto, dan paralisis periodik yang bersifat sementara.
Efek kekurangan Hormon Steroid
Kekurangan kortisol juga akan menimbulkan banyak gejala, di antaranya:
- Penyakit mental dan psikologis seperti depresi
- Pingsan dan pusing
- Kelemahan dan kelelahan
- Jantung berdebar
- Hipersensitivitas atau alergi
- Emosional
- Ketidakmampuan untuk mengatasi stres
- Kecemasan sosial
- Kelemahan otot
- Sakit kepala
- Sakit badan secara umum
- Nyeri punggung bawah
- Kulit sensitif
- Mual
- Diare
- Muntah
- Nyeri perut
- Kecanggungan dan kebingungan
- Insomnia dan lingkaran hitam di bawah mata
- Kapasitas kandung kemih rendah
- Gejala iritasi sistem kemih
Sedangkan kekurangan Aldosteron akan menyebabkan ginjal membuang terlalu banyak garam, sehingga menyebabkan:
- Tekanan darah rendah
- Volume darah rendah
- Denyut nadi tinggi dan / atau jantung berdebar
- Pusing ketika berdiri
- Kelelahan
- Keinginan yang kuat untuk mengonsumsi garam
Gejala aldosteron lainnya dapat meliputi sering buang air kecil, berkeringat, suhu tubuh sedikit lebih tinggi, dan perasaan haus. Kadar kalium juga mengalami perubahan, pada mulanya dapat mengalami kenaikan, namun akhirnya Kalium juga ikut menurun.
Terapi Hormon Steroid
Berikut ini beberapa terapi yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan hormon steroid, baik kekurangan maupun kelebihan, yakni:
1. Terapi kekurangan steroid
Ketika seorang pasien didiagnosis dengan kadar kortisol rendah, dokter kemungkinan besar akan meresepkan tablet hidrokortison sebagai terapi pengganti. Pemberian hidrokortison harus dirancang meniru tingkat kortisol tubuh alami sepanjang hari, dengan dosis tinggi di pagi hari dan menurun di sore hari.
Seeorang yang mengalami aldosteron rendah memerlukan Fludrocortisone asetat yang digunakan untuk menyeimbangkan kadar natrium, kalium, dan air. Dosis dimulai dengan seperempat pil (25 mcg atau 0,025 mg) yang kemudian ditingkatkan jumlahnya setiap 5-7 hari sampai mencapai 100 mcg (0,1 mg).
2. Terapi kelebihan steroid
Kadar kortisol tinggi, atau sindrom Cushing dapat terjadi karena dua penyebab, yaitu karena terlalu banyak menggunakan atau karena adanya tumor di kelenjar hipofisis, kelenjar adrenal, atau beberapa bagian lain dari tubuh. Pasien yang menggunakan kortikosteroid dosis tinggi atau kortikosteroid jangka panjang harus mengurangi penggunaan steroid secara perlahan-lahan untuk mengurangi kadar kortisol tinggi.
Tumor di kelenjar adrenal, kelenjar pituitari, atau organ lainnya memerlukan pengangkatan tumor untuk menyembuhkan kadar kortisol tinggi. Terapi radiasi mungkin diperlukan jika dokter bedah tidak bisa sepenuhnya mengangkat tumor.
Kadar aldosteron tinggi umumnya disebabkan oleh tumor jinak (adenoma memproduksi aldosteron) di kelenjar adrenal atau dengan pertumbuhan berlebihan dari sel-sel (hiperplasia) di salah satu atau kedua adrenal. Adenoma memproduksi aldosteron bisa diangkat dengan operasi. Sedangkan hiperplasia bisa diobati dengan antagonis mineralokortikoid reseptor (MR), seperti spironolakton.
Artikel terkait: