Cermati Gejala Kanker Mulut
Sebagian besar gejala kanker mulut mirip dengan masalah mulut lainnya tidak berbahaya, sebagai contoh sariawan, bercak putih, keunguan dan sebagainya. Hal ini bisa terjadi pada bibir, lidah (kanker lidah), langit-langit mulut, mukosa pipi bagian dalam, gusi, faring dan jaringan sekitarnya. Baca juga topik terkait:- Bercak Putih di Lidah
- Sariawan di lidah
- Kanker Nasofaring
- Gejala kanker tenggorokan
- Sakit pada bibir atau mulut yang tidak akan menyembuhkan.
- Pendarahan dari mulut yang bersumber dari lidah, gusi, ataupun tenggorokan.
- Gigi goyang tanpa sebab yang jelas.
- Rasa sakit atau kesulitan saat menelan.
- Kesulitan memakai gigi palsu karena berubahnya stuktur gusi.
- Terdapat benjolan di leher.
- Sakit telinga yang tidak kunjung sembuh.
- Penurunan berat badan drastis tanpa sebab yang jelas.
- Mati rasa pada bibir bawah, wajah, leher, atau dagu.
- Terdapat bercak putih, merah dan putih, atau merah di mulut atau bibir.
- Tahap 1 dan 2 menunjukkan bahwa tumor masih berukuran kecil. Pada tahap ini, sel-sel kanker belum menyebar ke kelenjar getah bening.
- Tahapan 3 dan 4 dianggap stadium lanjut kanker. Dalam tahap ini, tumor sudah berukuran besar dan sel-sel kanker telah menjalar ke kelenjar getah bening atau bagian tubuh lainnya.
- Infeksi HPV (virus menular seksual)
- Paparan sinar matahari berkepanjangan pada wajah
- Pernah mengalami penyakit kanker mulut sebelumnya
- Riwayat keluarga memiliki kanker mulut atau kanker lainnya
Memastikan Diagnosis Kanker Mulut
Ketika Anda memeriksakan diri ke dokter, pertama kali yang dokter lakukan adalah menanyakan tentang gejala-gejala kanker mulut yang mungkin Anda alami, kemudian melakukan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan dilakukan dengan menyeluruh terhadap rongga mulut, tenggorokan, lidah, pipi, dan kelenjar getah bening di leher. Jika terdapat benjolan atau perlukaan pada rongga mulut yang dicurigai kanker, maka dokter akan mengambil sedikit sampel jaringan tersebut untuk dilakukan pemeriksaan di laboratorium. Selain itu, dokter mungkin melakukan satu atau lebih dari tes berikut:- Sinar-X (rongsen) untuk melihat apakah sel-sel kanker telah menyebar ke rahang, dada, atau paru-paru.
- CT scan, dengan atau tanpa pewarna. Scan akan dapat melihat adanya tumor di mulut, tenggorokan, leher, paru-paru, atau di tempat lain di tubuh Anda.
- MRI akan menunjukkan apakah kanker telah menyebar luas ke tempat lain di tubuh.
- Endoskopi untuk melihat secara langsung kondisi tenggorokan, kerongkongan dan paru-paru untuk melihat penyebaran kanker.
Langkah Pengobatan Kanker Mulut
Pengobatan untuk kanker mulut akan bervariasi tergantung pada stadium nya. Secara umum berikut gambaran tatalaksana dan obat kanker mulut yang dipercaya efektif hingga saat ini:- Pengobatan awal biasanya berupa pembedahan untuk mengangkat tumor, kelenjar getah bening yang terserang kanker, dan jaringan lain di sekitar mulut dan leher yang terlibat.
- Terapi Radiasi. Bertujuan untuk membunuh sel-sel kanker dengan memberikan radiasi sekali atau dua kali sehari, lima hari seminggu, selama dua sampai delapan minggu (tergantung pada ukuran tumor). Terapi selanjutnya biasanya kombinasi antara terapi radiasi dan kemoterapi.
- Kemoterapi adalah pengobatan dengan obat yang membunuh sel-sel kanker. Obat ini diberikan baik secara oral (diminum) atau melalui intravena (IV) atau infus. Bisa dilakukan secara rawat jalan atau pun rawat inap.
3 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
What Does Mouth Cancer Look Like? 5 Pictures of Mouth Cancer. Healthline. (https://www.healthline.com/health/what-does-mouth-cancer-look)
Mouth cancer - Symptoms and causes. Mayo Clinic. (http://www.mayoclinic.com/health/mouth-cancer/DS01089)
Oral Cancer: Symptoms, Causes, Treatments, and More. WebMD. (https://www.webmd.com/oral-health/guide/oral-cancer)
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.