Ovarium merupakan organ reproduksi wanita yang terletak di bagian kanan dan kiri rongga panggul. Organ ini berperan penting dalam proses fertilisasi dan menstruasi.
Ovarium bertugas mengeluarkan sel telur yang apabila bertemu dengan sperma akan terjadi pembuahan membentuk janin. Selain itu, ovarium juga akan menghasilkan hormon estrogen dan progesteron nantinya digunakan proses menstruasi dan kehamilan.
Ketika ovarium bermasalah, ini artinya proses fertilisasi dan menstruasi akan terhambat. Lantas, apa jadinya jika mengalami kanker ovarium?
Apa itu kanker ovarium?
Kanker ovarium adalah pertumbuhan sel-sel ovarium secara tidak terkontrol dan terus-menerus ke arah keganasan. Sel-sel ovarium yang ganas tersebut akan membentuk suatu massa abnormal dalam tubuh.
Kanker sendiri sebenarnya adalah sel normal yang ada di dalam tubuh. Akan tetapi, sel tersebut tumbuh secara abnormal akibat pengaruh dari berbagai faktor. Tidak hanya tumbuh tak terkendali, sel-sel kanker juga dapat menyebar ke organ sekitar bahkan organ lain yang berjauhan.
Kanker ovarium cukup jarang terjadi, hanya sebesar 3% dari seluruh kanker pada wanita. Namun, kanker ovarium termasuk jenis kanker yang paling banyak menyebabkan kematian. Apabila dapat dideteksi sejak dini, maka peluang pasien untuk sembuh total tentu akan semakin besar.
Sayangnya, kanker ovarium ini jarang sekali dapat ditemukan pada stadium awal. Biasanya baru ditemukan setelah timbul keluhan yang parah. Kanker ovarium sering kali menyebar ke organ rahim dan mulut rahim, payudara, usus besar, dan lambung.
Mengenai kanker ovarium
Stadium
Secara umum, stadium dari kanker ovarium antara lain :
- Stadium 1: kanker hanya ditemukan pada salah satu atau kedua ovarium
- Stadium 2: sel kanker sudah menyebar ke organ lain di rongga panggul
- Stadium 3: sel kanker sudah menyebar ke rongga perut
- Stadium 4: sel kanker sudah menyebar ke tempat yang lebih jauh dari rongga perut.
Penyebab
Penyebab pasti terjadinya kanker ovarium masih belum diketahui secara pasti. Adanya mutasi genetik menyebabkan sel-sel tersebut membelah dengan cepat, tidak terkontrol, dan akhirnya membentuk suatu massa tumor.
Namunm ada beberapa faktor yang diketahui berperan dalam terjadinya kanker ovarium, antara lain :
- Usia. Kanker ini jarang ditemukan pada wanita berusia dibawah 40 tahun. Umumnya ditemukan pada wanita berusia di atas 63 tahun.
- Obesitas. Wanita yang obesitas memiliki resiko lebih besar untuk terkena kanker ovarium.
- Faktor reproduksi. Angka kejadian kanker ovarium meningkat pada wanita yang tidak pernah hamil atau melahirkan, mengalami menstruasi dini, dan usia menopause yang terlambat. Wanita yang pernah melahirkan berisiko 50% lebih rendah terkena kanker ovarium. Apalagi bagi wanita yang memiliki banyak anak, maka kemungkinan untuk terkena kanker ovarium semakin rendah.
- Faktor genetik. Bila Anda memiliki anggota keluarga yang pernah mengalami kanker ovarium, maka risiko kanker ovarium bisa meningkat sampai 4-5% pada diri Anda.
- Pil KB. Penggunaan pil KB menurunkan risiko terjadinya kanker ovarium pada wanita
- Penggunaan terapi hormon sebelumnya. Terapi hormon yang memicu terjadinya kanker ovarium tergantung dari lama pemakaian, komposisi hormon yang digunakan, dosis hormon estrogen yang diberikan, dan rute pemberian.
- Pola makan. Makanan yang banyak mengandung lemak dan kolesterol meningkatkan risiko kanker ovarium. Dari data yang didapatkan, wanita yang banyak mengkonsumsi sayur-sayuran memilik risiko lebih rendah terkena kanker ovarium.
- Bedak tabur. Penggunaan bedak tabur jenis tertentu, terutama di daerah genital, berisiko menimbulkan kanker. Ini karena ada beberapa zat kimia yang dalam bedak yang bersifat karsinogenik.
Gejala
Tidak ada gejala spesifik yang menunjukan adanya kanker ovarium. Gejala yang paling sering dikeluhkan oleh penderita kanker ovarium adalah :
- Kembung atau perut buncit dan terasa tidak nyaman
- Nyeri pada rongga panggul atau perut bagian bawah
- Mudah kenyang walaupun makan sedikit
- Gangguan berkemih menjadi tidak tertahankan dan lebih sering
- Lemas
- Nyeri pada tulang belakang
- Nyeri saat berhubungan seksual
- Sembelit atau susah buang air besar
- Perubahan siklus menstruasi
- Perdarahan vagina
- Mual dan muntah
Pencegahan kanker ovarium
Karena penyebabnya tidak diketahui dengan pasti, maka tidak ada cara tertentu yang dapat mencegah kanker ovarium. Namun, Anda setidaknya dapat menurunkan risiko kanker ovarium dengan cara sebagai berikut:
- Mengendalikan berat badan. Pastikan berat badan Anda tetap normal dan ideal supaya terhindar dari risiko kanker ovarium.
- Pakai pil KB. Sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa penggunaan pil KB selama 3 tahun atau lebih dapat menurunkan risiko kanker ovarium hingga 30-50%.
- Kehamilan dan menyusui. Melahirkan satu atau lebih anak, terutama melahirkan anak pertama sebelum usia 25 tahun, dapat menurunkan risiko kanker ovarium. Begitu juga bila Anda rajin menyusui si kecil.
- Olahraga rutin. Selain membuat tubuh bugar, olahraga juga bermanfaat untuk mencegah kanker ovarium.
Pengobatan kanker ovarium
Tindakan medis yang dapat dilakukan untuk mengobati kanker ovarium tergantung dari stadium kankernya. Pengobatan medis untuk kanker ovarium meliputi:
- Tindakan operasi, untuk membuang massa tumor pada ovarium atau organ lain di sekitar ovarium.
- Kemoterapi, menggunakan bantuan obat-obatan untuk membunuh sel kanker.
- Radioterapi, menggunakan bantuan sinar X atau sinar radiasi lain untuk membunuh sel kanker.
- Terapi hormon, memberikan hormon tambahan untuk menyeimbangkan kadar hormon di dalam tubuh.
Pengobatan yang dilakukan biasanya kombinasi dari 2 atau lebih tindakan medis yang berbeda. Pemilihan tindakan medis yang akan dilakukan tergantung dari kondisi pasien dan stadium kanker. Dokter akan memberitahukan kelebihan dan kekurangan masing-masing tindakan, namun tetap pasien yang memutuskan.
Tindakan medis lain yang tidak kalah pentingnya untuk dilakukan terhadap pasien kanker adalah terapi suportif. Pasien kanker membutuhkan dukungan dan juga semangat untuk terus berusaha sembuh. Terapi suportif ini diperlukan kerja sama antar berbagai pihak, baik dari dokter, keluarga, dan lingkungan sekitar.
Siang dok, saya pengantin baru dan sudah berhubungan badan dengan pasangan saya...saya baru mengetahui ternyata pasangan saya terkena kanker otak stad.3, apakah kanker tersebut bisa nular ke saya ? Mohon jawabannya ya dok…PLEASE