Kenapa Anoreksia Dapat Terjadi?

Dipublish tanggal: Jul 24, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
Kenapa Anoreksia Dapat Terjadi?

Penyakit anoreksia biasa terjadi pada orang berusia lanjut atau lansia. Anoreksia ini ditandai dengan hilangnya nafsu makan sehingga menyebabkan kurangnya jumlah asupan makanan pada lansia. 

Pada umumnya memang para lansia mengalami penurunan asupan makanan serta aktivitas tubuh. Namun, anoreksia menyebabkan lansia kehilangan cadangan makanan dan tidak mendapatkan cukup nutrisi. 

Hal inilah yang menyebabkan dampak kesehatan yang lebih serius seperti gangguan fungsi organ hingga meningkatkan resiko kematian.

Selain menyerang lansia, anoreksia juga dapat menyerang anak muda. Namun, anoreksia pada lansia tidak hanya dipengaruhi oleh faktor penyakit dan kejiwaan, tapi juga dapat dipicu oleh kondisi fisik akibat proses penuaan.

Berikut berbagai penyebab terjadinya anoreksia pada usia lanjut / lansia : 

Kondisi emosi yang kurang stabil

Lingkungan sosial serta depresi merupakan faktor paling umum penyebab anoreksia pada usia lanjut. Lansia yang mengalami kehilangan orang terdekat dan hidup sendirian, cenderung lebih mengisolasi diri. 

Hal ini dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan sehingga menyebabkan anoreksia. Depresi pada lansia sendiri dipicu oleh penurunan fungsi kognitif dan stress, yang pada akhirnya menimbulkan hilangnya nafsu makan.

Menurunnya fungsi saluran pencernaan

Saat umur sudah semakin tua, fungsi saluran pencernaan pun ikut menurun. Seperti hilangnya gigi yang menyebabkan proses penghalusan makanan terhambat, serta menurunnya sekresi asam lambung

Hal ini menyebabkan makanan menjadi lebih lama berada di lambung. Akibatnya lansia akan merasa kenyang lebih lama dan hanya makan sedikit. 

Menurunnya fungsi indera perasa dan penciuman 

Fungsi indera perasa dan penciuman pada lansia juga menurun. Maka dari itu, lansia juga kadang tidak bisa menghirup dan merasakan makanan. 

Selain itu, lansia juga mulai kehilangan kemampuan untuk merasakan rasa asin dan manis sehingga kebanyakan makanan terasa hambar bagi mereka. 

Hal inilah yang juga dapat menjadi salah satu penyebab berkurangnya nafsu makan mereka karena merasa bosan dan tidak dapat menikmati makanan. 

Penurunan fungsi indera perasa dan penciuman juga tergantung kondisi para lansia yakni riwayat penyakit tertentu, efek samping obat, serta kebiasaan merokok.

Inflamasi pada otak

Proses penuaan juga memicu terjadinya inflamasi pada bagian otak yaitu hipotalamus yang berperan dalam mengatur stimulus perifer dari sel lemak, asupan nutrisi, dan hormon. Inflamasi yang terjadi pada otak dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon karena otak mengalami hambatan untuk merespon hormon lapar ghrelin dan cholecystokinin (CCK). 

Akibatnya, lansia lebih rentan mengalami penurunan berat badan karena cenderung kehilangan rasa lapar.

Dampak anoreksia pada usia lanjut

Kondisi anoreksia pada lansia dapat menyebabkan penurunan berat badan yang berbahaya  karena memicu hilangnya massa otot serta penurunan fungsinya, seperti otot organ pernafasan. 

Tidak adanya cukup nutrisi akibat anoreksia ini juga dapat menyebabkan penurunan fungsi imun dan fungsi organ pencernaan, terutama saat lansia mengalami infeksi. 

Anoreksia juga memicu kondisi rendahnya albumin dalam serum darah (hypoalbuminemia). Hal ini tentu sangat membahayakan karena memicu kerusakan pada berbagai jaringan tubuh.

Apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi anoreksia pada usia lanjut?

Lalu bagaimana cara mengatasi kondisi anoreksia yang menyerang lansia? Meskipun penurunan nafsu makan pada lansia terjadi secara alami, namun kondisi kekurangan asupan makanan sangat fatal bagi lansia. 

Berikut beberapa cara yang dapat membantu meminimalkan kondisi anoreksia pada lansia : 

  • Mengganti pola makan – dengan mengganti menu makanan dan membuat rasanya bervariasi dapat membantu mengatasi rasa jenuh lansia terhadap makanan. Anda perlu menghindari penggunaan garam dan gula yang berlebihan, serta dapat menggantinya dengan berbagai rempah-rempah dan bumbu dapur lainnya untuk menambah cita rasa.
  • Penuhi kecukupan nutrisi – penuhi kebutuhan energi utama dari mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral yang bersumber dari daging, telur, ikan serta vitamin dan mineral dari sayur dan buah. Bila tetap susah makan, Anda bisa memenuhi nutrisinya dari suplemen makanan.
  • Ajak lansia makan bersama – perilaku menyendiri dan isolasi dari lingkungan sosial merupakan salah satu penyebab lansia mengalami anoreksia. Maka dari itu, Anda bisa  mengatasi hal ini dengan membawakan makanan, mengajak bicara, serta mengajaknya makan bersama.
  • Ajak lansia aktif bergerak – aktif menggunakan otot dapat mencegah hilangnya massa otot dan penurunan fungsi otot. Selain itu, dengan aktif bergerak secara rutin dapat memperkuat tulang serta memperbaiki nafsu makan lansia.
  • Periksa dan tangani kondisi penyakit – beberapa gangguan penyakit pada mulut, lambung, saraf (stroke), depresi, serta penyakit jantung dapat menghilangkan nafsu makan lansia. Maka dari itu, diperlukan penanganan dini sebelum anoreksia menyebabkan malnutrisi.
  • Perhatikan obat yang dikonsumsi – obat sakit jantung, anti-depresan, anti-reumatik, dan obat pencahar merupakan contoh obat yang dapat memicu terjadinya kondisi anoreksia. Maka, Anda dapat mengonsultasikannya ke dokter terlebih dahulu sebelum membeli dan menggunakan obat tersebut. 

3 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Anorexia nervosa: Symptoms, causes, and treatment. Medical News Today. (https://www.medicalnewstoday.com/articles/267432.php)
9 Symptoms of Anorexia Nervosa. Healthline. (https://www.healthline.com/nutrition/anorexia-signs-symptoms)
Anorexia Nervosa:Symptoms, Causes, Diagnosis, Treatment. WebMD. (https://www.webmd.com/mental-health/eating-disorders/anorexia-nervosa/mental-health-anorexia-nervosa)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app