Apa itu Ketamine?
Ketamine merupakan obat yang digunakan untuk menginduksi antestesi (obat bius). Ketamine merupakan golongan obat keras yang penggunaannya harus dengan resep dokter.
Pemberian ketamine dapat melalui intramuskular (disuntikkan ke dalam otot) dan intravena (disuntikkan ke dalam pembuluh darah). Disarankan untuk menghindari mengemudi, mengoperasikan mesin berbahaya atau melakukan kegiatan berbahaya dalam 2 jam atau lebih setelah penggunaan anestesi.
Cara kerja Ketamine
Mekanisme kerja ketamine sebagai antagonis reseptor N-metil-D-aspartat (NMDA) nonkompetitif yang menghalangi glutamate adalah dengan memiliki tindakan langsung pada korteks dan sistem limbing.
Hal ini menghasilkan keadaan seperti kataleptik dimana pasien ditarik dari lingkungan. Onset ketamine yang diberikan secara intravena adalah 30 detik, sedangkan secara intramuskular 3-4 menit.
Durasi ketamine intravena 5-10 menit, sedangkan secara intramuskular 12-25 menit. Ketamin diserap dengan cepat, distribusinya melintasi plasenta dengan volume distribusi 3L/kg.
Ketamine dimetabolime di hati menjadi norketamin yang merupakan metabolit aktif. Ketamine dieksresikan melalui urin sebagai metabolit dengan waktu paruh eliminasi 10-15 menit (fase alfa), 2.5 jam (fase beta).
Manfaat dan efek samping Ketamine
Ketamine bermanfaat sebagai induksi anestesi, hal ini dilakukan untuk membuat anda tidur untuk operasi dan untuk mencegah rasa sakit atau ketidaknyamanan selama tes atau prosedur medis tertentu. Penggunaan obat ini harus dengan dokter atau professional kesehatan.
Ketamine memiliki potensi efek samping yang dapat ditimbulkan, seperti halusinasi, kebingungan, perilaku irrasional, tonus otot yang meningkat terkadang menyerupai kerjang, kenaikan tekanan darah sementara dan takikardia (detak jantung di atas normal), bradikardia (detak jantung di bawah normal), mual, muntah, lakrimasi, hipersalivasi, ruam sementara, dan nyeri pada tempat injeksi. Apabila efek ini terjadi, beritahukan pada dokter atau petugas medis yang sedang merawat anda.
Dosis Ketamine
Dosis ketamine yang digunakan untuk induksi anestesi dibedakan berdasarkan cara pemberian yaitu intramuskular dan interavena.
- Intramuskular
Dosis untuk dewasa yaitu 6,5-13 mg/kg.
Apabila digunakan dosis 10 mg/kg dapat menghasilkan anestesi bedah dalam 3-4 menit setelah injeksi berlangsung selama 12-25 menit. Kenaikan setengah hingga dosis induksi penuh dapat diulang sesuai kebutuhan untuk pemeliharaan anestesi.
Apabila digunakan untuk prosedur lain yang tidak melibatkan rasa sakit yang hebat, dosis yang digunakan adalah 4 mg/kg sebagai dosis awal.
- Intavena
Dosis untuk dewasa yaitu 4,5 mg/kg melalui injeksi intravena lambat lebih dari 60 detik.
Apabila digunakan dosis 2 mg/kg menghasilkan anestesi bedah dalam 30 detik setelah injeksi berlangsung selama 5-10 menit. Pertambahan setengah hingga dosis induksi penuh dapat diulang sesuai kebutuhan untuk pemeliharaan anestesi.
- Rekonstitusi
50 mg/mL dan 100 mg/mL vial dapat diencerkan lebih lanjut dalam 5% dekrosa atau 0,9% NaCl untuk menyiapkan infus pemeliharaan yang mengandung 1 mg/mL.
Inkompatibilitas Ketamine
Obat ketamine injeksi tidak tercampurkan apabila dicampurkan dengan barbiturat dan diazepam, sehingga dapat menghilangkan potensi atau meningkatnya toksisitas.
Kontraindikasi Ketamine
Ketamine dikontraindikasikan untuk pasien dengan hipertensi yang tidak terkontrol, eklampsia atau pre-eklampsia (kenaikan tekanan darah pada wanita hamil), penyakit koroner atau miokard berat, kecelakaan serebrovaskular atau trauma otak.
Interaksi Ketamine
Ketamine apabila digunakan bersamaan dengan barbiturat atau narkotika dapat berpengaruh terhadap waktu pemulihan yang lama.
Dapat mempotensiasi efek pemblokiran neuromuscular dan termasuk depresi dengan gangguan serius pada pernapasan yang terjadi saat tidur.
Dapat meningkatkan risiko bradikardia, hipotensi, atau penurunan curah jantung dengan anestesi terhalogenasi.
Dapat mempotensiasi depresi SSP dan risiko depresi dengan depresan SSP (misalnya fenotiazin). Dapat menimbulkan efek hipnotik dengan penggunaan thiopental.
Dapat meningkatkan risiko hipertensi dengan hormone tiroid. Dapat meningkatkan risiko hipotensi dengan agen antihipertensi. Pengurangan ambang kejang mengakibatkan kejang tipe ekstensor tak terduga ketika diberikan bersamaan dengan teofilin.
Perhatian penggunaan Ketamine
Hati-hati penggunaan ketamine dengan pasien dekompensasi jantung, pasien alkoholik kronis atau alkoholik akut, cedera bola mata, peningkatan tekanan intraocular (misalnya glaucoma), sifat neurotic atau penyakit psikiatrik (misalnya skizofrenia, psikosis akut), infeksi paru atau infeksi pernapasan atas, penyakit jantung koroner, infark miokard, dan cedera kepala. Beritahukan pada dokter jika anda sedang hamil atau menyusui.
Penyimpanan Ketamine
Simpan obat ini pada suhu 20-25oC.