L-tyrosine adalah asam amino non-esensial yang berfungsi sebagai bahan penyusun protein dalam tubuh. Jenis asam amino ini juga dapat ditemukan pada beberapa jenis makanan seperti daging, ikan, telur, produk susu, kacang-kacangan, oat, dan gandum.
L-tirosin juga tersedia dalam bentuk suplemen untuk meningkatkan kadar L-tirosin pada penderita fenilketonuria (PKU). Asam amino ini juga telah digunakan untuk mengobati depresi atau gangguan perhatian (ADD atau ADHD), meskipun memang masih diperlukan penelitian lebih lanjut guna membuktikan khasiat tersebut.
Mengenai L-Tyrosine
Golongan
Tanpa resep dokter
Kemasan
- Tablet
- Kapsul
- Obat cair
Kandungan
L-tyrosine
Manfaat L-Tyrosine
Beberapa orang memiliki kadar L-tirosin yang rendah dalam tubuh karena mengalami fenilketonuria (PKU). Pada penderita PKU, tubuhnya tidak dapat memproses fenilalanin, asam amino yang dibutuhkan untuk menghasilkan L-tyrosin.
Atas dasar itulah, suplemen L-tyrosine dapat digunakan untuk meningkatkan kadar L-tirosin pada penderita fenilketonuria. Selain itu, manfaat L-tirosin juga dapat membantu menangani depresi hingga gangguan perhatian (ADD atau ADHD).
Efek samping L-Tyrosine
Sama seperti obat pada umumnya, penggunaan L-tyrosine dapat menimbulkan efek samping. Akan tetapi, reaksinya bisa jadi berbeda-beda, tergantung dari dosis obat, usia, dan daya tahan tubuh masing-masing orang
Sejumlah efek samping L-tirosin yang dapat terjadi antara lain:
- Mual;
- Sakit kepala;
- Heartburn;
- Nyeri sendi;
- Kelelahan.
Reaksi alergi yang serius cukup jarang terjadi. Namun, waspadai jika muncul gejala alergi parah (anafilaktik) seperti:
- Ruam;
- Gatal atau bengkak (terutama di wajah, lidah, atau tenggorokan);
- Pusing parah;
- Kesulitan bernapas.
Bila itu terjadi, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Dosis L-Tyrosine
Dosis L-tirosin bisa jadi berbeda-beda pada setiap orang. Hal ini tergantung dari usia, jenis kelamin, tingkat keparahan penyakit, dan kebutuhan masing-masing orang.
Dosis L-tyrosin juga akan disesuaikan dengan jumlah protein yang Anda dapatkan dari makanan setiap hari. Perlu diketahui bahwa jenis asam amino ini hanyalah bagian dari perawatan dan rencana diet yang dibuat khusus oleh dokter maupun ahli gizi. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan darah guna memantau kadar hormon tiroid pasien.
Hindari menambahkan atau mengurangi dosis obat maupun menggunakan obat dalam jangka panjang tanpa pengawasan dokter. Alih-alih menyembuhkan, tindakan demikian justru dapat meningkatkan risiko efek samping yang merugikan tubuh.
Interaksi L-Tyrosine
Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.
Jenis obat yang dapat berinteraksi dengan L-tirosin adalah sebagai berikut:
- Levodopa;
- Obat pengganti tiroid, seperti Synthroid dan Levothroid.
Kemungkinan ada obat lain yang juga dapat bereaksi dengan L-tyrosine, tapi belum dicantumkan dalam daftar di atas. Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter.
Perhatian
Hal-hal yang harus diperhatikan selama menggunakan L-tyrosine adalah sebagai berikut:
- Beri tahukan dokter jika Anda memiliki riwayat alergi obat maupun penyakit tertentu, terutama hipertiroid dan penyakit Grave;
- Sampaikan pada dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat, suplemen, maupun herbal apa pun;
- Konsultasikan dulu dengan dokter sebelum menggunakan L-tirosin saat hamil atau merencanakan kehamilan, maupun sedang menyusui.
Artikel terkait: