Lactoferrin adalah protein yang dapat ditemukan dalam susu sapi dan air susu ibu (ASI). Selain itu, jenis protein ini juga dapat ditemukan pada beberapa cairan utbuh lainnya seperti air liur, air mata, lendir, dan empedu.
Kolostrum, ASI pertama yang diproduksi setelah bayi lahir, mengandung laktoferin tinggi yakni 7 kali lipat dari yang ditemukan dalam cairan ASI setelahnya. Lactoferrin memiliki fungsi utama dalam mengikat dan mengangkut zat besi, sehingga para ahli percaya bahwa protein ini mungkin berperan penting dalam mengatasi kekurangan zat besi dan diare parah di masa mendatang.
Lactoferrin juga dapat digunakan untuk mengobati tukak lambung dan usus, diare, hingga hepatitis C. Ditambah lagi dengan sifat antioksidannya yang mampu melindungi tubuh dari infeksi bakteri dan virus.
Mengenai Lactoferrin
Golongan
-
Kemasan
-
Kandungan
Lactoferrin
Manfaat Lactoferrin
Lactoferrin mampu mencegah pertumbuhan bakteri melalui 2 cara, yakni mengambil nutrisi bakteri atau menghancurkan dinding sel bakteri dan menghancurkannya. Tak hanya itu, jenis protein ini juga berperan penting dalam mengatur penyerapan zat besi di usus, sehingga diyakini dapat menjadi angin segar dalam mengatasi kekurangan zat besi di masa mendatang.
Secara lengkap, berbagai manfaat lactoferrin adalah sebagai berikut:
- Mengobati tukak lambung dan usus, diare, hingga hepatitis C
- Melindungi tubuh dari infeksi bakteri virus, dan beberapa jenis jamur
- Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
- Mencegah kerusakan jaringan yang disebabkan oleh penuaan
- Menjaga kesehatan bakteri baik dalam usus
- Membantu tubuh saat memproses zat besi
- Mencegah kanker
Efek samping Lactoferrin
Pada dasarnya, konsumsi makanan mengandung lactoferrin cenderung aman bagi tubuh. Begitu pula dengan penggunaan laktoferin dalam jumlah yang lebih tinggi dari susu sapi, hal ini juga aman dilakukan hingga satu tahun.
Sama seperti zat lainnya, lactoferrin juga bisa saja menimbulkan efek samping pada beberapa orang. Akan tetapi, berat-ringannya efek samping tergantung dari beberapa faktor, seperti usia, dosis, hingga daya tahan tubuh masing-masing orang.
Salah satu efek samping lactoferrin yang mungkin terjadi adalah diare. Sedangkan dalam dosis yang sangat tinggi, laktoferrin dapat menyebabkan:
- Ruam kulit
- Nafsu makan hilang
- Kelelahan
- Menggigil
- Sembelit
Dosis Lactoferrin
Dosis laktoferin dapat berbeda-beda pada setiap orang. Hal ini tergantung dari usia, dosis, daya tahan tubuh, dan kondisi kesehatan masing-masing orang.
Dosis lactoferrin untuk mengatasi hepatitis C adalah 1,8-3,6 gram menggunakan bovine lactoferrin atau jenis laktoferin dari susu sapi.
Jika Anda mengalami keluhan lain dan ingin menggunakan lactoferrin, sebaiknya tanyakan lebih lanjut dengan dokter mengenai dosisnya yang tepat untuk Anda.
Interaksi Lactoferrin
Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.
Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter. Jenis obat yang dapat berinteraksi dengan lactoferrin adalah sebagai berikut:
Perhatian
Hal-hal yang harus diperhatikan selama menggunakan lactoferrin adalah sebagai berikut:
- Konsumsi lactoferrin pada makanan cenderung aman untuk ibu hamil maupun menyusui. Tetap perhatikan dosisnya dan hindari penggunaan dosis tinggi tanpa sepengetahuan dokter.
- Selain dari ASI, laktoferin juga bisa didapatkan dari susu formula anak yang telah difortifikasi.
Artikel terkait: