Librax adalah obat yang digunakan untuk mengendalikan faktor emosional dan somatik pada gangguan gastrointestinal. Obat Librax juga dapat digunakan sebagai terapi tambahan dalam pengobatan ulkus peptikum, sindrom iritasi usus besar (colon irritable, kolon spastik, dan kolitis mukosa), dan enterokolitis akut.
Librax mengandung kombinasi 2 obat, Clidinium dan Chlordiazepoxide. Clidinium membantu mengurangi gejala kram perut dan usus. Chlordiazepoxide membantu mengurangi kecemasan, bekerja pada otak dan saraf untuk menghasilkan efek menenangkan.
Mengenai Librax
Pabrik
Transfarma Medica Indah
Golongan
Harus dengan resep dokter
Kemasan
Librax dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :
- Box 10 x 10’s drag
Kandungan
Setiap kemasan obat Librax mengandung zat aktif sebagai berikut:
- (Chlordiazepoxide 5 mg, clidinium Br 2.5 mg)/drag
Mekanisme kerja Librax
Cara kerja Librax tentunya dipengaruhi oleh bahan aktif di dalamnya, yakni berupa:
1. Chlordiazepoxide
Chlordiazepoxide adalah obat yang digunakan untuk mengobati gangguan kecemasan atau untuk bantuan gejala kegelisahan jangka pendek, gejala penarikan alkoholisme akut dan/atau penyalahgunaan obat, serta ketakutan dan kecemasan pra operasi. Chlordiazepoxide termasuk obat penenang dan hipnotis dari kelas benzodiazepine.
Chlordiazepoxide dapat meningkatkan aktivitas penghambat GABA transmitter di berbagai bagian sistem saraf pusat, caranya dengan meningkatkan permeabilitas membrane neuronal terhadap ion klorida yang menyebabkan hiperpolarisasi dan stabilisasi. Obat ini juga memiliki efek sebagai relaksan otot dan antikonvulsan.
2. Clidinium
Clidinium termasuk golongan obat antikolinergik atau antispasmodik. Clidinium menghambat reseptor muskarinik asetilkolin pada otot polos, kelenjar sekretori, dan pada sistem saraf pusat untuk mengendurkan otot polos dan mengurangi sekresi saluran empedu.
Clidinium dapat membantu mengurangi gejala kram perut dan usus. Obat ini bekerja dengan memperlambat gerakan alami usus dan dengan merelaksasi otot-otot di lambung dan usus.
Manfaat Librax
Kegunaan Librax adalah untuk mengendalikan faktor emosional dan somatik pada gangguan gastrointestinal. Librax juga dapat digunakan sebagai terapi tambahan dalam pengobatan ulkus peptikum dan dalam sindrom iritasi usus besar (colon irritable, kolon spastik, hingga kolitis mukosa) dan enterokolitis akut.
Kontraindikasi
Librax tidak boleh digunakan untuk orang-orang dengan kondisi berikut:
- Memiliki riwayat hipersensitif atau alergi obat Chlordiazepoxide HCl maupun obat-obat kelas benzodiazepine secara umum.
- Memiliki riwayat hipersensitif atau alergi obat Clidinium.
- Pasien insufisiensi paru akut, depresi berat, pasien dengan kelemahan respek neuromuskular, psikosis kronis, atau porfiria, myasthenia gravis, glaukoma, uropati obstruktif, obstruksi gastrointestinal, ileus paralitik, dan perdarahan akut.
- Ibu hamil atau ibu menyusui.
Efek samping Librax
Beberapa efek samping Librax di antaranya:
- Ketergantungan fisik dan psikologis.
- Withdrawal syndrome. Semakin tinggi dosis dan semakin lama obat diminum, semakin besar risikonya mengalami gejala withdrawal syndrome yang tidak menyenangkan.
- Mengganggu kinerja psikomotor, agresi (pada individu yang memiliki kecenderungan tersebut terutama jika pasien juga menggunakan alkohol).
- Efek sedasi.
- Kadang bisa menyebabkan dislasi darah, sakit kuning, dan disfungsi hepar.
- Efek samping Librax lainnya seperti mulut kering, konstipasi, agranulositosis, granulocytopenia, kenaikan suhu tubuh, sengatan panas, takikardia, mydriasis, sakit kepala, gugup, mengantuk, lemah, dan mual.
- Efek samping yang berpotensi fatal namun frekuensi kejadiannya jarang adalah anemia hipoplasia atau hemolitik.
Dosis Librax
Obat Librax diberikan dengan dosis sebagai berikut:
- Dosis untuk sindrom iritasi usus pada orang dewasa (chlordiazepoxide 5 mg dan clidinium 2,5 mg): 3-4 x sehari 1-2 tablet. Obat diminum sebelum makan dan menjelang tidur.
Penyesuaian dosis:
- Lansia dan pasien yang lemah: Pengurangan dosis mungkin diperlukan. Untuk dosis awal bisa diberikan 1-2 tablet sehari, bisa ditingkatkan secara bertahap hingga mencapai dosis efektif.
Dalam pemilihan obat, manfaat yang diperoleh harus dipastikan lebih besar daripada risiko yang mungkin dialami pasien. Oleh karena itu, penggunaan obat Librax harus sesuai dengan yang dianjurkan.
Interaksi Librax
Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.
Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter. Jenis obat yang dapat berinteraksi dengan Librax adalah:
- Cimetidine menghambat proses metabolisme Chlordiazepoxide sehingga meningkatkan kadar serumnya.
- Bisa meningkatkan efek obat-obat neuroleptik mayor.
- Alkohol mempotensiasi efek obat-obat depresan sistem saraf pusat.
- Jus anggur dapat meningkatkan kadar serum dan toksisitas.
- Penggunaan obat benzodiazepine bersamaan dengan obat opioid (misalnya codeine, oxycodone, dan morphine) menyebabkan efek samping yang sangat buruk bahkan sampai kematian. Hindari penggunaan secara bersamaan.
- Penyerapan chlordiazepoxide ditingkatkan oleh metoclopramide dan aluminum hydroxide.
- Penyerapan chlordiazepoxide dihambat oleh Mg trisilicate, morphine, dan pethidine.
- Efek antikolinergik Clidinium meningkat jika digunakan bersamaan dengan antidepresan, quinidine, dan beberapa antihistamin.
Perhatian
Hal-hal yang perlu diperhatikan pasien selama menggunakan obat Librax adalah sebagai berikut:
- Gunakan obat Librax sesuai anjuran dokter. Jangan melebihi dosis, menambah durasi, atau menghentikan pengobatan di tengah jalan.
- Obat ini bisa menyebabkan withdrawal syndrome, dimana risikonya meningkat jika digunakan dalam dosis tinggi atau penggunaan jangka panjang. Oleh karena itu, pengobatan hanya digunakan secara jangka pendek, dihentikan sesegera mungkin secara bertahap.
- Jangan menggunakan obat Librax bersamaan dengan obat golongan opioid karena bisa menyebabkan efek samping yang sangat buruk, misalnya kesulitan bernapas bahkan kematian.
- Hindari penggunaan alkohol selama menggunakan obat ini.
- Librax menyebabkan kantuk. Jangan mengemudi atau mengoperasikan mesin yang membutuhkan konsentrasi tinggi selama menggunakan obat ini.
- Librax rentan menyebabkan ketergantungan fisik dan psikologis. Gunakan obat ini hanya untuk jangka pendek, hindari penggunaan yang berkepanjangan.
- Hati-hati jika digunakan untuk pasien yang mengalami disfungsi hati atau ginjal.
- Pada pasien lanjut usia dan pasien yang lemah, disarankan agar menggunakan dosis efektif terkecil untuk mencegah pengembangan ataksia.
- Karena respon pasien anak yang bervariasi terhadap obat sistem saraf pusat, terapi harus dimulai dengan dosis terendah. Karena data klinis penggunaan Chlordiazepoxide HCl pada pasien anak usia di bawah 6 tahun terbatas, penggunaan pada kelompok usia ini tidak dianjurkan.
- Hati-hati penggunaan pada pasien yang mengalami hipertrofi prostat atau miastenia gravis.
Penggunaan Librax untuk Ibu Hamil
FDA di Amerika Serikat (setara BPOM di Indonesia) mengkategorikan Chlordiazepoxide dan clidinium kedalam kategori D dengan penjelasan sebagai berikut:
Terbukti berisiko terhadap janin manusia berdasarkan bukti-bukti empiris yang didapatkan dari investigasi, pengalaman marketing maupun studi terhadap manusia. Namun jika potensi keuntungan bisa dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil bisa dilakukan meskipun potensi risiko sangat besar.
Peningkatan risiko malformasi kongenital yang terkait dengan penggunaan obat penenang ringan (Chlordiazepoxide, diazepam, dan meprobamate) selama trimester pertama kehamilan telah ditemukan dalam beberapa penelitian. Oleh sebab itu, sebaiknya penggunaan obat Librax untuk ibu hamil terutama pada trimester pertama harus dihindari.
Artikel terkait: