Natrium bikarbonat adalah senyawa garam karbonat yang biasa digunakan untuk menurunkan kadar asam dalam tubuh, seperti kelebihan asam lambung, pH darah yang rendah (asidosis), dan mengontrol pH urin. Kemampuannya melepaskan ion bikarbonat membuatnya menjadi salah satu senyawa pengalkali atau menaikkah pH yang baik.
Senyawa yang juga disebut sebagai sodium bikarbonat ini merupakan bahan aktif yang terkandung dalam baking soda yang bisa ditemukan sehari-hari di dapur. Meskipun mudah didapat, penggunaannya untuk obat sebaiknya hanya jika diresepkan dokter.
Kemampuan senyawa ini dalam bereaksi tergolong cepat. Itulah mengapa obat ini umumnya diresepkan untuk pengobatan seketika atau dalam waktu singkat saja.
Mengenai Natrium Bikarbonat
Jenis obat | Elektrolit |
Kategori | Obat resep dan obat bebas |
Kegunaan | Menurunkan asam lambung, penyeimbang pH darah dan urin dan sebagai pelarut |
Konsumen | Dewasa |
Sediaan | Tablet dan injeksi |
Merek | Natrium bikarbonat, Meylon 84 |
Mekanisme kerja Natrium Bikarbonat
Natrium bikarbonat bekerja pada tubuh sebagai alkalizer sistemik. Dengan meningkatkan plasma bikarbonat pada darah, senyawa ini menyangga konsentrasi ion hidrogen berlebih sehingga meningkatkan pH darah.
Selain itu, natrium bikarbonat juga bertindak sebagai alkalizer pada urin dengan meningkatkan ekskeresi ion bikarbonat bebas dalam urin sehingga secara efektif meningkatkan pH urin. Pada kondisi urin yang basa, penghancuran batu asam urat dapat dilakukan.
Natrium bikarbonat juga bersifat antasida yang mampu menetralkan atau menyangga kondisi lambung yang asam, sehingga memberikan kelegaan pada gejala penyakit yang disebabkan oleh meningkatnya asam lambung.
Manfaat Natrium Bikarbonat
Natrium bikarbonat digunakan dalam beberapa kondisi berikut:
- Mengatasi asidosis metabolik yang biasanya muncul pada penyakit ginjal yang parah (renal tubular asidosis), diabetes yang tidak terkontrol (ketoasidosis).
- Pembasa urin.
- Mengatasi overdosis obat antidepresan trisiklik.
- Resusitasi hiperkalemia.
- Pelarut dan pembersih topikal.
Kontraindikasi
Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, Penderita yang diketahui memiliki kondisi berikut tidak boleh menggunakannya natrium bikarbonat:
- Memiliki riwayat alergi terhadap kandungan obat ini
- Alkalosis metabolik maupun respiratorik
- Hipernatremia atau kelebihan natrium dalam darah
- Edema pulmonari yang parah
- Hipokalsemia
- Hipokloridia
Dosis Natrium Bikarbonat
Natrium bikarbonat tersedia dalam bentuk sediaan dan kekuatan dosis:
- Tablet: 500 mg
- Injeksi: 8,4% 25 ml ampul
Dosis terbaik adalah yang diresepkan dokter yang memeriksa kebutuhan Anda akan obat ini. Tentunya setelah mengetahui keparahan penyakit, kondisi kesehatan Anda.
Adapun dosis natrium bikarbonat yang lazim digunakan adalah sebagai berikut:
Asidosis metabolik parah
- Dewasa: pemberian secara injeksi perlahan dengan infus cairan hipertonik hingga 8,4% (1000 mmol/L) atau dengan infus dengan larutan yang lebih lemah, umumnya 1,26% (150 mmol/L). Untuk mengoreksi asidosis setelah proses pertolongan pertama gagal jantung, digunakan 50 mL larutan 8,4% natrium klorida.
- Lansia: penyesuaian dosis yang lebih rendah.
Asidosis metabolik kronis
- Dewasa: dosis oral 57 mmol atau sekitar 4,8 gr per hari.
- Lansia: penyesuaian dosis yang lebih rendah.
Alkalinasi urin
- Dewasa: 10 gr per hari dalam dosis yang dibagi. Untuk menahan laju perkembangan asam urat pada kasus asam urat kronis.
- Lansia: Dibutuhkan penyesuaian dosis.
Dispepsia
- Dewasa: 1-5 gr per hari.
- Lansia: Penyesuain
Petunjuk penggunaan:
- Obat ini sebaiknya digunakan saat kondisi perut kosong dan dianjurkan untuk banyak minum air putih setelahmya.
- Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya.
- Gunakanlah antara satu dosis dengan dosis lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan 2 kali sehari berarti per 12 jam, 3 kali sehari berarti per 8 jam. Oleh sebab itu, untuk memudahkan usahakan untuk mengonsumsinya pada jam yang sama setiap hari.
- Apabila ada dosis yang terlewat akibat lupa, maka begitu ingat dianjurkan untuk segera meminumnya apabila dosis berikutnya masih lama sekitar 5 jam atau lebih. Tidak boleh menggandakan dosis natrium bikarbonat pada jadwal minum berikutnya sebagai ganti untuk dosis yang terlewat.
Efek samping Natrium Bikarbonat
Natrium bikarbonat umumnya ditoleransi dengan baik. Namun demikian, ada efek samping natrium bikarbonat yang perlu diperhatikan, antara lain sebagai berikut:
- Alkalosis metabolik
- Perubahan mood
- Kelelahan
- Napas pendek
- Otot lemah
- Detak jantung tidak teratur
- Hipertonisitas otot
- Kedutan
- Hiperferittinemia
- Hipermagnosis
- Hipokalemia
- Hipokalsemia
- Kram perut
- Muncul jaringan tisu nekrosis pada area yang di injeksi
Efek overdosis Natrium Bikarbonat
Pada penggunaan berlebihan dalam dosis tinggi dapat memicu kram otot dan kejang serta kesulitan bernapas. Segera hubungi kegawatdaruratan medis jika hal tersebut terjadi.
Interaksi Natrium Bikarbonat
Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.
Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter. Jenis obat yang dapat berinteraksi dengan natrium bikarbonat adalah:
- Amphetamine
- Digoxin
- Elvitegrafir
- Gefitinib
- Ketoconazole
- Ledipasvir
- Asam mefenamat
- Memantine
- Pazopanib
Perhatian
Sebelum dan selama menggunakan natrium bikarbonat, harap perhatikan hal-hal di bawah ini:
- Sampaikan pada dokter jika Anda memiliki riwayat alergi terhadap kandungan obat ini.
- Sampaikan juga jika Anda memiliki riwayat penyakit ginjal, gagal jantung, defisiensi kalsium, pembengkakan pada kaki dan engkel akibat penumpukan cairan atau edema.
- Hati-hati penggunaan obat ini pada penderita epilepsi.
Kehamilan dan Menyusui
Apakah obat natrium bikarbonat boleh dikonsumsi oleh ibu hamil dan ibu menyusui?
- Menurut FDA di Amerika Serikat (setara BPOM di Indonesia), natrium bikarbonat merupakan obat kategori C untuk wanita hamil. Hal ini berarti studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping pada janin (teratogenik atau embriosidal atau efek samping lainnya) dan belum ada studi terkontrol pada wanita, atau studi terhadap wanita dan binatang percobaan tidak dapat dilakukan. Oleh karena itu penggunaannya sebaiknya jika sangat dibutuhkan saja.
- Natrium bikarbonat diketahui dapat terekstraksi kedalam ASI sehingga sebaiknya tidak digunakan saat sedang menyusui.
Artikel terkait: