Batuk selalu dianggap sebagai hal yang menjengkelkan bagi kebanyakan orang. Namun sebenarnya batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh dengan cara membersihkan jalan napas.
Batuk berfungsi untuk membersihkan saluran udara, sehingga melindungi paru-paru dari patogen yang dapat menyebabkan masalah lebih lanjut.
Dari perspektif medis, batuk adalah gejala yang paling umum dan alasan paling sering untuk pasien berobat ke dokter. Gejala klinis batuk berdahak (batuk lendir) biasanya ditangani dengan obat yang tergolong agen mucoactive.
Pada dasarnya, ada dua jenis batuk, yaitu batuk berdahak dan batuk kering (tidak berdahak, terus menerus dan sangat menjengkelkan). Batuk berdahak, juga dikenal sebagai batuk produktif, biasanya dahak dihasilkan dari infeksi saluran pernapasan atas virus, seperti flu pada umumnya.
Infeksi menyebabkan selaput lendir pada saluran udara menjadi meradang dan menghasilkan lendir yang tebal dan lengket, sehingga sulit untuk dibuang oleh mekanisme pembersihan normal tubuh sehingga akhirnya menyumbat saluran udara.
Batuk membantu mengeluarkan dahak lengket ini. Peradangan dan lendir yang terlalu tebal dapat mempersempit saluran udara, membuat sulit bernapas, dan dapat meningkatkan infeksi bakteri. Untuk kondisi semacam ini, dapat ditangani dengan obat-obatan golongan mukolitik seperti Bisolvon.
Apa itu Bisolvon?
Bisolvon adalah obat batuk yang mengandung Bromhexine. Bromhexine merupakan agen aktif turunan sintetis dari vasicine yang merupakan bahan aktif herbal. Bisolvon Telah terbukti dapat meningkatkan pembuangan lendir sehingga saluran pernapasan lebih mudah untuk dilebarkan.
Bromhexine juga meningkatkan transportasi lendir dengan mengurangi viskositas lendir dan dengan mengaktifkan epitel bersilia.
Dalam studi klinis, Bisolvon menunjukkan efek secretolytic (mengencerkan lendir) dan secretomotoric (mengeluarkan lendir) di area saluran bronkial yang memfasilitasi ekspektasi dan meredakan batuk.
Bisolvon adalah obat yang dijual bebas (OTC) yang digunakan untuk mengobati penyumbatan saluran pernapasan akibat lendir dan batuk. Bisolvon termasuk kedalam obat-obatan yang disebut mukolitik, yang bekerja dengan cara mengencerkan dahak sehingga lebih mudah untuk dikeluarkan saat batuk.
Dosis dan sediaan Bisolvon
Bisolvon telah beredar sejak tahun 1963. Kandungan Bromhexine dalam formulasi Bisolvon berbeda-beda tergantung sediaannya.
Ada sirup dengan dosis tinggi dan rendah 8mg / 5ml, 4 mg / ml, tablet dan tablet pelarutan cepat (keduanya mengandung 8 mg bromhexine) dan larutan untuk penggunaan oral 10 mg / 5 ml), disesuaikan dengan kebutuhan pasien.
Penggunaannya bervariasi sesuai dengan usia, Biasanya obat ini digunakan 3 kali sehari dan diminum setelah makan untuk mengurangi tukak lambung. Tetapi karena Bisolvon adalah obat OTC yang dapat didapatkan secara bebas dipasaran, maka untuk penggunaannya Anda dapat melihatnya pada tiap-tiap kemasan.
Efek samping apa yang dapat ditimbulkan dari penggunaan Bisolvon?
Bisolvon merupakan obat yang cukup aman untuk dikonsumsi.Namun setiap obat pasti memiliki efek samping dan masing-masing orang memiliki respon berbeda terhadap kandungan obat ini.
Beberapa efek samping yang mungkin muncul dan perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut: Mual, Muntah, Berkeringat, Pusing, Ruam, Nyeri perut bagian atas, Diare, Pruritus, Urtikaria, dan Bronkospasm.
Konsultasikan dengan dokter jika Anda melihat kelainan kulit setelah menggunakan obat ini. Bisolvon dapat menyebabkan sindrom Stevens-Johnson ( meski sangat jarang ).
Sindrom ini ditandai dengan gejala kelainan pada kulit berupa kemerahan dan melepuh, serta berpotensi mengancam nyawa. Lebih lanjut kemerahan dan lepuhan kulit dapat pecah hingga meninggalkan luka,.
Kemunculan pertama kali biasanya pada wajah terlebih dahulu, lalu menyebar ke dada dan bagian tubuh lainnya. Bisolvon dapat menyebabkan kerusakan pada lambung, dan karenanya harus dihindari pada pasien dengan tukak lambung dan duodenum.
Menurut FDA Bisolvon adalah obat kehamilan kategori A . Hal ini berarti, Studi kontrol pada wanita tidak memperlihatkan adanya resiko terhadap janin pada kehamilan trimester I (namun tidak ada bukti mengenai resiko pada trimester selanjutnya). Gunakan obat ini jika manfaatnya lebih besar daripada resikonya.
Selain itu, jika Anda sedang dalam pengobatan menggunakan obat-obatan lain, selalu konsultasikan kondisi kesehatan Anda terlebih dahulu dengan dokter, karena Bisolvon dapat berinteraksi dengan obat-obatan lain.