Jahe sudah barang tentu sangat terkenal di Indonesia sebagai tanaman yang memiliki khasiat obat atau manfaat bagi kesehatan tubuh, mungkin salah satu efek jahe yang cukup terkenal yaitu sebagai obat batuk. Namun tahukah Anda Jahe juga bisa menjadi obat herbal untuk diabetes
Jahe mudah sekali ditemukan di Indonesia, berupa batang yang tetanam bawah tanah memiliki rimpang yang tebal. Jahe memiliki nama ilmiah Zingiber officinale yang telah digunakan selama berabad-abad dalam masakan Asia dan sebagai obat-obatan.
Efek jahe bagi tubuh
Setidaknya ada beberapa alasan kenapa jadi bisa menjadi obat herbal diabetes melitus atau kencing manis, karena jahe memiliki efek:
- Membantu mengontrol gula darah (Kontrol glikemik),
- Meningkatkan sekresi atau sensitivitas insulin
- Perlindungan mata terhadap katarak
- Memperbaiki profil lipid
- Mencegah komplikasi diabetes seperti gangguan pada ginjal dan jantung
- Memperbaiki peredaran darah
Rimpang jahe dapat digunakan atau dikonsumsi dalam bentuk segar, kering dan bubuk, atau sebagai jus atau minyak. Memiliki aroma pedas dan tajam sehingga menambah rasa pedas yang masih dapat diterima pada makanan atau minuman.
Manfaat Jahe sebagai obat herbal untuk diabetes melitus
Kontrol glikemik
Sebuah studi yang diterbitkan pada bulan Agustus 2012 dalam Jurnal Planta Medica menyimpulkan bahwa jahe dapat meningkatkan kontrol gula darah jangka panjang bagi penderita diabetes tipe 2. Baca juga: Jenis-jenis diabetes melitus
Disamping itu para peneliti dari University of Sydney, Australia, menemukan bahwa ekstrak dari jahe australia Buderim Ginger kaya akan gingerol yang merupakan kandungan aktif pada rimpang jahe seperti kandungan pedas, gingerols dan shogaol , terbukti dapat meningkatkan penyerapan glukosa darah ke dalam sel-sel otot tanpa memerlukan insulin. Itulah sebabnya jahe memiliki manfaat mengendalikan gula darah pada penderita diabetes melitus.
Sekresi insulin
European Journal of Pharmacology Edisi Desember 2009, para peneliti melaporkan bahwa ekstrak jahe berinteraksi dengan reseptor serotonin hingga pada akhirnya berefek meningkatkan sekresi insulin. Insulin inilah yang membantu menurunkan kadar gula darah dengan cara memasukkanya ke dalam sel-sel tubuh.
Pengobatan dengan ekstrak jahe tersebut membuat 35% per penurunan kadar glukosa darah dan 10 persen peningkatan kadar insulin dalam plasma.
Perlindungan Katarak
Sebuah studi yang dilakukan pada tikus, Molecular Vision edisi Agustus 2010, menemukan bahwa dosis kecil jahe harian membantu menunda timbulnya katarak yang merupakan salah satu komplikasi diabetes jangka panjang. Sehingga selain menurunkan gula darah, jahe juga berperan mencegah komplikasi diabetes pada indra penglihatan (katarak)
Manfaat Jahe Lainnya
Jahe telah digunakan sebagai obat herbal dalam pengobatan Cina, India, Arab, termasuk Indonesia selama berabad-abad untuk membantu menjaga kesehatan pencernaan, memerangi flu biasa dan mengurangi rasa sakit.
Zat anti-inflamasi yang kuat pada jahe yang disebut gingerol, berfungsi sebagai pereda nyeri yang efektif dan umumnya digunakan untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan pada pasien dengan arthritis (radang sendi), pegal-pegal serta keluhan otot lainnya.
Bahkan, jahe dikatakan sama efektifnya dengan obat anti-inflamasi nonsteroid, tapi memiliki keunggulan yakni tanpa efek samping gastro-intestinal contohnya maag, sakit perut, dan mencret.
Lebih lengkap berikut manfaat jahe dapat mengatasi berbagai keluhan pada tubuh:
- Bronkitis (batuk)
- Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA)
- Heartburn (GERD)
- Nyeri haid
- Mual dan muntah
- Sakit perut
- Diare
Perhatian
Sebelum mengobati diabetes atau komplikasinya dengan menggunakan jahe atau obat herbal diabetes lainnya, sangat dianjurkan agar terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter apakah itu aman jika digunakan bersama dengan obat antidiabetes, karena ditakutkan dapat meningkatkan efek dari obat penurun glukosa darah sehingga menyebabkan hipoglikemia yang berbahaya.
Selain itu tidak semua kondisi diabetes hanya dapat diobati dengan ekstrak jahe saja tanpa meminum obat antidiabetes atau insulin. Pola hidup sehat, rajin menkonsumsi obat dan melakukan pemeriksaan kadar gula darah dapat mengontrol indeks glikemik pada pasien diabetes.