Cacing kremi merupakan salah satu cacing yang terdapat di usus besar. Penyakit yang diakibatkan infeksi cacing kremi ini bernama Enterobiasis atau Oksiuriasis. Penyebaran penyakit ini cenderung terjadi pada daerah tercemar lingkungan kotor dan populasi menengah kebawah.
Cacing dengan nama lain Enterobius Vermicularis ini biasanya tidak terdapat gejala, terkecuali cacing tersebut telah menuju organ lain yang seperti anus, vagina, dan rahim. Cacing kremi dewasa yang telah bertahan lama di usus besar akan bertelur dan telurnya akan menetap di anus atau daerah sekitar perianal.
Telur yang hinggap di anus dapat menimbulkan gatal pada malam hari. Cacing kremi yang terdapat di usus besar dapat ditemukan dengan menggunakan metode Kolonoskopi.
Cacing kremi di usus besar sebagian besar memiliki ukuran panjang sekiar 5 hingga 10 milimeter, bergantung dari jenis kelamin cacing tersebut. Cacing kremi betina lebih besar daripada cacing kremi jantan.
Penyebaran cacing kremi dapat bersumber dari diri sendiri atau dari orang ke orang. Infeksi yang muncul dari sumber pribadi (Self-infection) biasa diakibatkan menggaruk bagian anus dimana telah terdapat telur cacing lalu menyentuh mulut sehingga telur akan masuk ke saluran pencernaan dan berkembang menjadi cacing.
Penyebaran dari orang ke orang biasa dengan kontak benda yang dipakai bersama seperti handuk, tampat tidur, lap, tisu. Faktor lingkungan juga berpengaruh pada meningkatnya penyakit ini.
Orang yang tinggal di lingkungan dengan higienitas buruk dan makanan yang kotor memudahkan telur masuk ke organ pencernaan dan berkembang biak di dalam tubuh anda.
Telur cacing akan berkembang menjadi larva dalam waktu 6 jam, cacing yang telah dewasa dapat bertahan di usus besar dan organ lain selama hampir 2 bulan.
Cacing kremi yang hidup di usus besar tidak menimbulkan gejala. Gejala dapat muncul saat cacing kremi sedang bertelur dan menaruh telurnya di anus. Gejala yang ditimbulkan adalah gatal, sulit tidur, dan infeksi pada anus. Gejala awal tersebut paling sering muncul pada anak-anak.
Cara mengatasi Cacing Kremi
Sebelum memberikan terapi, dokter akan memeriksa anda untuk memastikan bahwa cacing kremi adalah penyebab dari timbulnya gejala. Beberapa pemeriksaan terkait penyakit Enterobiasis ini dapat dilakukan perianal swab.
Metode ini dengan mengambil bahan sample di daerah sekitar permukaan anus dengan Scotch Adhesive tape dan dilihat dengan mikroskop di laboratorium. Perianal swab dilakukan pada pagi hari saat bangun tidur selama tiga hari berturut-turut karena cacing kremi biasanya akan bertelur pada malam hari.
Ini yang menimbulkan gatal dan sulit tidur pada anak-anak pada malam hari. Pada kondisi yang cukup kronis, dokter perlu melakukan metode kolonoskopi dengan memasukan kamera kecil ke dalam usus besar anda untuk melihat sampai dimana penyebaran dan infeksi cacing kremi tersebut.
Untuk pengobatan penyakit akibat cacing kremi, dokter akan memberikan obat cacing yang sesuai dengan jenis infeksinya. Obat utama yang diberikan saat ini yaitu Mebendazole dosis 500 miligram sehari sekali.
Selain Mebendazole, obat Albendazole dosis 400 miligram juga menjadi pilihan lain. Pada penderita Enterobiasis pada anak-anak dapat diberikan pirantel pamoat selama tiga hari, begitu juga pada wanita hamil. Dosis obat harus diulang dengan dosis yang sama setelah 2 minggu pengobatan.
Menghindari faktor penularan cacing kremi merupakan tindakan awal untuk mencegah tertularnya infeksi. Telur cacing dapat bertahan pada suhu hangat di luar tubuh dan dapat menempel di benda-benda yang anda gunakan sehari-hari dan makanan yang tidak bersih.
Untuk mencegah cacing masuk ke dalam organ pencernaan, butuh kesadaran untuk menjaga kebersihan diri. Biasakan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, membersihkan piring dan alat dapur lain setelah digunakan.
Pada anak-anak perlu diberi himbauan untuk tidak memasukan atau mengemut tangan atau benda lain ke dalam mulut. Jika salah satu dari anggota keluarga terserang penyakit cacing kremi, anda disarankan untuk mencuci handuk, sprey, pakaian, dan benda-benda yang lain yang sering dipakai oleh penderita hingga bersih karena bisa saja telur masih hinggap di d benda tersebut tanpa kasat mata.
Dokter, saya pny anak usia 26 bulan. Sudah bbrp bulan ini saya perhatikan kalau BAB di kotorannya trdapat serat putih seperti benang, seringnya jika BABnya tidak padat. Sewaktu saya buka pampersnya, ada benang tebal panjang yg masih menggantung di duburnya, pas saya tarik putus. Semalam kejadian ...