Phadilon Injection adalah obat yang digunakan sebagai obat alergi, imunosupresan, anti syok dan anti inflamasi. Obat Phadilon Injection mengandung Methylprednisolone, yang termasuk jenis obat steroid jenis glukokortikoid sintetis.Berikut ini adalah informasi lengkap obat Phadilon Injection yang disertai tautan merk-merk obat lain dengan nama generik yang sama.
Mengenai Phadilon Injection
Golongan
Harus dengan resep dokter
Kemasan
Phadilon Injection dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :
- Vial 125 mg dan 500 mg powder for injection
Kandungan
Tiap kemasan obat Phadilon Injection mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut :
- Methylprednisolone 125 mg dan 500 mg
Manfaat Phadilon Injection
Kegunaan Phadilon Injection (methylprednisolone) adalah untuk pengobatan kondisi-kondisi berikut :
- Seperti glukokortikoid lainnya, Phadilon Injection (methylprednisolone) digunakan sebagai obat anti inflamasi (radang), sebagai obat alergi, penyakit endokrin, gangguan hematologik, dan sindrom nefrotik. (Kenali alergi makanan dan cara mengatasinya).
- Phadilon Injection obat radang tenggorokan yang juga sangat umum digunakan. Umumnya digunakan untuk jangka pendek. Radang tenggorokan/bronkial atau bronkitis akut terjadi karena berbagai penyakit saluran pernafasan.
- Bisa juga digunakan dalam pengobatan arthritis (rematik). (Penjelasan Lengkap Nyeri Sendi).
- Pada terapi penyakit autoimun, misalnya lupus eritematosus sistemik pada periode akut dan terapi jangka panjang, anemia hemolitik dan eritoblastopenia.
- Obat ini juga digunakan sebagai pengobatan multiple sclerosis, cedera tulang belakang nonpenetrating, sindrom steven johnson, dermatitis eksfoliatif, psoriasis, radang mata akut dan kronik, leukimia limfositik kronik dan akut, insufiensi korteks adrenal, trombositopenia purpura pada orang dewasa, dan neuritis vestibular.
Efek Samping Phadilon Injection
Berikut adalah beberapa efek samping Phadilon Injection (methylprednisolone) :
- Efek samping Phadilon Injection (methylprednisolone) pada penggunaan jangka pendek misalnya retensi cairan dan natrium, hiperglikemia dan intoleransi glukosa, hipokalemia, gangguan pada saluran pencernaan dan ulserasi, depresi reversibel dari hypothalamic-pituitary-adrenal (HPA) axis, dan perubahan suasana hati seperti euforia ringan, gugup, gelisah, depresi, delusi, halusinasi, dan perilaku kekerasan.
- Efek samping yang umum terjadi adalah mual, muntah, nyeri ulu hati, pusing, gangguan tidur, perubahan nafsu makan, berkeringat, atau kadang berjerawat.
- Efek penggunaan jangka panjang adalah semua efek samping pada penggunaan jangka pendek ditambah cushing syndrome (salah satu cirinya : pembengkakan wajah), hirsutisme atau virilisme, impotensi, menstruasi tidak teratur, penyakit ulkus peptikum, kenaikan berat badan, insufisiensi jantung kongestif, edema, hipertensi, katarak dan peningkatan tekanan intraokular mata / glaukoma, miopati, osteoporosis, gangguan penyembuhan luka, gangguan metabolisme karbohidrat, lemah otot, dan fraktur kompresi vertebral.
- Penggunaan jangka panjang obat ini juga menyebabkan penurunan sistem imun sehingga lebih rentan terkena infeksi jamur atau virus.
- Efek samping yang paling serius adalah kelenjar adrenal berhenti memproduksi kortisol alami.
Dosis Phadilon Injection
Dosis obat ini ditentukan secara individual untuk setiap pasien berdasarkan manfaat dan tolerabilitas masing-masing pasien. Obat Phadilon Injection (methylprednisolone) umumnya diberikan dengan dosis sebagai berikut :
Sendi besar : 20-80 mg.
Sendi sedang: 10-40 mg.
Sendi kecil: 4-10 mg.
- Obat digunakan dengan cara intra-artikular untuk efek lokal dan intramuscular untuk efek sistemik.
- Peningkatan dosis dan penghentian obat dilakukan secara bertahap, sesuai yang diresepkan dokter.
Interaksi obat
Obat dengan kandungan zat aktif methylprednisolone berinteraksi dengan obat-obat berikut :
- Jika diberikan bersamaan dengan kalium-depleting agen (misalnya, amfoterisin B, diuretik), harus diwaspadai kemungkinan terjadinya hipokalemia, pembesaran jantung dan gagal jantung kongestif.
- Antibiotik golongan macrolide menyebabkan penurunan klirens methylprednisolone secara signifikan sehingga meningkatkan potensi terjadinya efek samping.
- Methylprednisolone menghambat respon warfarin, oleh karena itu, indeks koagulasi harus dipantau secara teratur untuk mempertahankan efek antikoagulan yang diinginkan.
- Methylprednisolone dapat meningkatkan konsentrasi glukosa darah, penyesuaian dosis obat antidiabetes mungkin diperlukan.
- Methylprednisolone menyebabkan penurunan konsentrasi serum isoniazid.
- Cholestyramine dapat meningkatkan klirens methylprednisolone oral.
- Pemberian bersamaan dengan siklosporin akan meningkatkan aktivitas kedua obat. Hal ini meningkatkan resiko terjadinya kejang.
- Estrogen (termasuk kontrasepsi oral) dapat menurunkan metabolisme hepatik methylprednisolone, sehingga meningkatkan efeknya.
- Obat yang menginduksi sitokrom P450 3A4 (misalnya Barbiturat, Phenytoin, Carbamazepine, Rifampin), aktivitas enzim dapat meningkatkan metabolisme kortikosteroid sehingga dosis Phadilon Injection (methylprednisolone) perlu ditingkatkan.
- Obat yang menghambat sitokrom P450 3A4 (misalnya, ketoconazole, antibiotik makrolida seperti erythromycin dan troleandomycin) memiliki potensi untuk menghasilkan peningkatan konsentrasi plasma methylprednisolone.
- Ketoconazole menurunkan metabolisme methylprednisolone secara signifikan sehingga meningkatkan resiko efek samping methylprednisolone.
- Penggunaan bersama NSAID harus diwaspadai terjadinya peningkatan resiko perdarahan saluran pencernaan.
Kontraindikasi
- Jangan menggunakan Phadilon Injection jika anda memiliki riwayat hipersentif/alergi obat methylprednisolone atau obat-obat glukokortikoid lainnya.
- Obat ini juga dikontraindikasikan untuk penderita tuberculosis (TB), diabetes mellitus, infeksi jamur sistemik, penyakit herpes simpleks, varisela, dan penderita osteoporosis berat.
- Selain itu, pemberian vaksin hidup ataupun vaksin yang dilemahkan juga dikontraindikasikan untuk seseorang yang sedang menggunakan obat imunosupresif seperti Phadilon Injection (methylprednisolone). Pengecualian untuk aturan ini adalah pasien yang menjalani terapi pengganti kortikosteroid lengkap, misalnya, untuk penyakit addison, yang mungkin mengikuti protokol imunisasi standar.
Perhatian
Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan pasien jika menggunakan obat Phadilon Injection (methylprednisolone) :
- Jangan menghentikan penggunaan obat ini secara mendadak karena bisa mengakibatkan krisis addisonian yang bisa berakibat fatal. Untuk mencegah hal ini, dokter biasanya meresepkan obat ini secara tapering dose (dinaikkan bertahap, dihentikan bertahap).
- kortikosteroid sistemik seperti Phadilon Injection (methylprednisolone) diketahui ikut diekskresikan dalam air susu ibu. Karena obat ini bisa menghambat pertumbuhan, mengganggu produksi kortikosteroid endogen, atau menyebabkan efek yang tak diinginkan lainnya, sebaiknya penggunaan Phadilon Injection (methylprednisolone) selama menyusui dihindari.
- Phadilon Injection obat yang bisa menyebabkan sulit tidur dan gangguan suasana hati.
- Hindari kontak dengan penderita campak dan cacar air, karena pengguna obat Phadilon Injection (methylprednisolone) akan mengalami penurunan sistem imun sehingga lebih mudah tertular.
- Obat ini dapat menyebabkan perdarahan saluran cerna. Konsumsi alcohol dengan obat ini meningkatkan resiko perdarahan saluran cerna.
Penggunaan obat Phadilon Injection untuk ibu hamil
FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan methylprednisolone dalam kategori C dengan penjelasan sebagai berikut :
Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia, namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi resiko sangat besar.
Meskipun hasil studi pada hewan tidak selalu equivalen dengan hasil pada manusia, pemakaian Phadilon Injection untuk ibu hamil sebaiknya dihindari. Jika tidak benar-benar dibutuhkan atau terapi dengan obat atau cara lain masih memungkinkan, sebaiknya penggunaan obat ini tidak dilakukan.