Pregabalin adalah salah satu jenis obat kategori jenis antikonsulvan dan biasanya dikemas dalam bentuk kapsul yang memiliki fungsi untuk mengatasi dan mengobati rasa sakit yang diakibatkan oleh kerusakan saraf akibat pasien pernah atau sedang menderita penyakit diabetes atau neuropati diabetik, herpes zooster atau cacar ular, cidera tulang belakang, dan fibromyalgia.
Selain penyakit tersebut, obat pregabalin juga mampu mengobati kejang kejang pada pasien penderita penyakit epilepsi.
Obat jenis pregabalin memiliki sistem kerja dengan cara mengurangi zat kimia yang ada pada sel saraf yang bisa menimbulkan dan memicu timbulnya rasa nyeri dan kejang sehingga rasa nyeri dapat dikurangi terutama untuk mereka yang banyak menderita kejang onset parsial.
Dosis pengkonsumsian obat Pregabalin
Sama seperti obat resepan jenis lainnya, maka dosis dan takaran obat pregabalin pun tergantung pada hasil pemeriksaan dokter pada kondisi kesehatan si pasien, tingkat keparahan penyakit yang diderita pasien dan respon pasien terhadap dosis awal obat pregabalin yang diberikan dokter kepada pasien tersebut.
Walaupun dosis memang berasal dari hasil pemeriksaan dokter namun terdapat beberapa dosis standard yang umumnya dokter berikan kepada pasien pada dosis awal pengobatan yang menggunakan obat pregabalin seperti pada kasus pasien penyakit kejang maka obat pregabalin akan diberikan dengan dosis awal 150 miligram per hari.
Bila kurang, dosis bisa ditambah menjadi 300 mg per hari setelah seminggu awal pengkonsumsian 150 miligram per hari di awal. Hitungan dosis per hari tersebut biasanya dapat dikonsumsi dalam 2 hingga 3 kali jadwal konsumsi pemakaian.
Dosis yang umumnya maksimal diberikan dokter bagi para pasien penderita kejang ialah 600 miligram per harinya.
Untuk kasus pasien yang mengalami gangguan kecemasan, maka dokter umumnya akan memberikan dosis awal standard 150 miligram per hari yang dapat dikonsumsi sebanyak 2 hingga 3 kali sehari pada masa awal pengobatan.
Setelah interval waktu 1 minggu pemberian dosis awal tersebut, maka umumnya dokter akan membawa pasien masuk ke tahap perawatan selanjutnya yaitu dengan memberikan dosis sebanyak 200 miligram per hari yang dapat dikonsumsi 2 kali sehari.
Sama seperti kasus penyakit kejang, dalam kasus gangguan kecemasan dosis maksimal pemberian obat pregabalin sehari ialah 600 miligram saja.
Untuk kasus pasien yang mengalami nyeri neuropati, maka standard dosis awal yang diberikan ialah 150 miligram per hari yang dibagi menjadi 2 hingga 3 kali pengkonsumsian. Setelah masa waktu 3 hingga 7 hari dosis awal, maka dosis lanjutan akan diberikan sebanyak 300 miligram.
Sama seperti kasus lainnya, dosis maksimal pengkonsumsian obat pregabalin hanya 600 milgram saja.
Sedangkan untuk kasus penyembuhan penyakit fibromyalgia, dosis yang akan dokter berikan ialah obat pregabalin 150 mg per hari yang harus dikonsumsi selama 3 kali dan setelah 1 minggu pengkonsumsian maka dosis dapat dinaikkan menjadi 300 mg per hari.
Berbeda dengan 3 kasus diatas, maka untuk kasus fibromyalgia, dosis maksimal yang sewajarnya dikonsumsi oleh pasien hanyalah 450 mg saja per harinya.
Peringatan dalam mengkonsumsi obat Pregabalin
Wanita hamil dan menyusui diharapkan berkonsultasi dengan team dokter secara teliti dan seksama sebelum memutuskan untuk mengkonsumsi obat pregabalin.
Bila para pasien sedang mengkonsumsi atau pernah mengkonsumsi obat obatan jenis tertentu maka sebaiknya segera memberitahukan kepada team dokter secara terbuka sehingga team dokter dapat menghindari terjadinya interaksi kimiawi dalam tubuh pasien yang dapat memberikan resiko seperti resiko anigoderma bila digunakan bersamaan dengan obat ACE Inhibitor ataupun dapat meningkatkan efek lorazepam pada tubuh si pasien.
Efek samping dalam mengkonsumsi obat Pregabalin
Obat pregabalin umumnya juga akan membawa efek samping pada tubuh si pasien seperti kepala terasa pusing, pandangan kabur, rasa kantuk yang parah, ataksia, keseimbangan yang terganggu, edema pada bagian paru, tremor, vertigo, penglihatan menjadi terganggu, kejang, mulut menjadi kering, berat badan meningkat, diare, mual dan muntah serta sendi menjadi bengkak.
Namun tidak semua pasien akan mengalami efek samping tersebut. Konsultasikan kondisi kesehatanmu pada team dokter bila efek samping tersebut terjadi pada dirimu.