Radang otak merupakan penyakit peradangan otak yang dapat menyebabkan penurunan kesadaran. Radang otak dikenal sebagai ensefalitis di mana terjadi peradangan yang berkembang pesat akibat kekebalan tubuh yang menurun.
Infeksi virus menjadi penyebab utama dari terjadinya ensefalitis dan dapat mengganggu kerja bahasa dan ingatan seseorang. Otak merupakan organ yang sangat penting bagi manusia.
Semua jalur saraf akan berakhir di otak dan menerima respon untuk mengkoordinasikan sensoris dan motorik ke seluruh tubuh. Otak juga mempengaruhi perkembangan kognitif seseorang dalam hal belajar, ingatan, bahasa, dan emosional.
Nueron-neuron penting di otak bertugas membawa sinyal saraf yang sesuai dengan faktor biologis dan psikologis seseorang.
Jenis virus yang dapat menyebabkan Radang Otak
Radang otak dapat mengenai seluruh bagian otak dan disertai juga peradangan selaput otak secara bersamaan. Virus yang masuk ke dalam otak menyebabkan infeksi dan menimbulkan gejala.
Jenis virus yang menjadi penyebab ensefalitis antara lain:
- Cytomegalovirus
- Virus herpes simplex
- Virus mumps
- Epstein- barr virus
- Rubella virus
- Virus campak
- HIV
Penyebaran dari infeksi tersebut beragam, mulai dari lingkungan yang tidak higienis, kontaminasi dari makanan dan minuman yang dikonsumsi, gigitan serangga, terkontaminasi cairan tubuh penderita infeksi, hubungan seksual yang tidak steril, dan lain-lain. Kondisi autoimun juga dapat dikaitkan dengan terjadinya radang otak.
Risiko peradangan otak meningkat sejak usia anak-anak hingga dewasa dan sering terjadi baik laki-laki atau perempuan. Infeksi menular seperti HIV juga beresiko terjadinya peradangan otak akibat menurunnya daya tahan tubuh sehingga infeksi mudah masuk ke dalam jaringan otak.
Gejala Radang Otak
Gejala yang muncul dapat beragam dan sering diawali seperti infeksi biasa. Berikut gejala yang dapat dialami pada radang otak:
- Demam tinggi
- Nafsu makan menurun
- Mual dan muntah
- Nyeri otot
- Cepat merasa lelah
- Leher kaku
- Otot lemas
- Nyeri kepala
Gejala dapat semakin berat sehingga menimbulkan keluhan lainnya seperti:
- Kesulitan berpikir
- Gangguan kepribadian
- Gangguan bicara atau mendengar
- Kejang
- Penurunan kesadaran
- Halusinasi
- Pandangan menjadi silau
- Gerak mata tidak terkontrol
- Kebingungan atau linglung
- Pada bayi ditemukan ubun-ubun menonjol dan menangis keras
Diagnosis dan pemeriksaan penyakit Radang Otak
Mesikpun terlihat seperti infeksi biasa pada gejala ringan, namun infeki virus yang bekembang dapat mengganggu fungsi kerja otak sehingga gejala radang otak semakin terlihat.
Dokter perlu melakukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis radang otak serta mencari tahu adanya penyebab dari radang yang timbul melalui:
- Pencitraan
Pencitraan baik menggunakan CT scan atau MRI (Magnetic Resonance Imaging) dapat melihat sumber peradangan atau pembengkakan pada otak.
- Analisa cairan tulang
Pemeriksaan pungsi lumbar bertujuan untuk mendeteksi infeksi virus yang menyebabkan peradangan.
- Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah dilakukan untuk mendeteksi adanya peningkatan sel darah putih yang muncul akibat infeksi bakteri.
- EEG
Pemeriksaan dengan EEG ( Elektroensefalogram) digunakan untuk mengukur kelistrikan yang ada di otak dan mengidentifikasi gangguan respon saraf di otak
- Biopsi tak
Pencegahan penyakit Radang Otak
Pencegahan mudah untuk menghindari peradangan otak adalah dengan menjaga kebersihan baik diri sendiri ataupun lingkungan sekitar. Segala bentuk penyakit terkait infeksi sebaiknya harus segera di sembuhan agar dapat mengurangi penyebaran penyakit.
Pemberian vaksinasi dan asupan vitamin yang cukup juga sangat penting bagi masa anak-anak hingga remaja untuk menambah daya tahan tubuh.
Pengobatan penyakit Radang Otak
Penyakit radang otak perlu segera dilakukan penanganan di rumah sakit. Tujuan utama adalah untuk mengobati infeksi, mengurangi gejala, dan mencegah penurunan kesadaran yang dapat mengancam jiwa.
Komplikasi bisa saja muncul apabila tidak segera ditatalaksana dengan baik. Risiko komplikasi yang dapat muncul antara lain epilepsi, gangguan kepribadian dan perilaku, terganggunya konsentrasi, penurunan hingga ketidakmampuan bahasa, dan gangguan emosional yang tidak stabil.
Terapi dengan obat-obatan anti infeksi seperti antivirus, antifungal dan antibiotik menjadi obat utama yang diberikan sesuai sumber penyebab infeksinya.
Selain itu pemberian obat-obatan seperti kortikosteroid oral atau injeksi serta terapi plasmaferesis bermanfaat untuk mengurangi inflamasi sel-sel otak akibat infeksi. Obat antikonvulsan juga bermanfaat untuk mengurangi gejala kejang apabila muncul.
Malam dok, saya mau tanya kalau gejala penyakit jantung rematik apa saja ya? apa bisa didiagnosa dengan anamnesa, jika bisa, berapa persen tingkat keakuratannya terhadap kemungkinan menderitanya?