Resflok merupakan salah satu antibiotik golongan fluorokuinolon yang mempunyai spektrum luas dan aktif terhadap bakteri gram negatif maupun gram positif. Resflok adalah antibiotik yang biasa digunakan untuk mengobati infeksi saluran pernapasan bagian bawah, infeksi saluran cerna, dan eksaserbasi atau perburukan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Resflok bekerja dengan cara menghambat aktivitas dua tipe enzim II topoisomerase, yaitu topoisomerase IV dan DNA gyrase. Topoisomerase IV bertugas untuk memutus rantai DNA bakteri pada saat ingin membelah diri. Sementara DNA gyrase adalah enzim yang mendukung pemanjangan rantai baru selama bakteri bereplikasi.
Ketika dua proses tersebut dihambat, maka bakteri akan gagal bereplikasi dan akhirnya mati. Itu sebabnya, Resflok dapat digolongkan sebagai bakterisida.
Mengenai Resflok
Pabrik
Sanbe Farma
Golongan
Resep dokter
Kemasan
Resflok tersedia dengan kemasan 1 dos isi 3 strip x 6 tablet salut selaput
Kandungan
Sparfloxacin 200 mg
Manfaat Resflok
Resflok dapat digunakan untuk mengobati eksaserbasi atau perburukan gejala penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), bronkitis kronis, pneumonia, dan sinusitis akut.
Manfaat Resflok juga dapat digunakan untuk mengobati infeksi saluran pernapasan bagian bawah dan infeksi saluran cerna.
Efek samping Resflok
Kebanyakan efek samping Resflok bersifat ringan sampai sedang, biasanya akan segera hilang ketika konsumsi obat dihentikan. Namun, beberapa orang dapat mengalami efek samping yang lebih serius.
Sejumlah kemungkinan efek samping Resflok adalah:
- Efek samping paling umum: mual, muntah, diare, sakit kepala, pusing, susah tidur, dan ruam pada kulit.
- Meningkatkan risiko tendonitis dan tendon pecah, terutama pada pasien yang usianya lebih dari 60 tahun, pasien yang menggunakan kortikosteroid, dan pasien dengan transplantasi ginjal, paru-paru, atau jantung.
- Memicu kejang dan efek samping pada sistem saraf pusat lainnya.
- Efek samping yang cukup jarang: tremor, psikosis, kecemasan, halusinasi, paranoia, dan percobaan bunuh diri, terutama pada dosis yang lebih tinggi.
- Efek samping yang sangat jarang tapi berpotensi fatal: nekrolisis epidermal toksik, sindrom Stevens-Johnson, aritmia jantung, pneumonitis alergi, penekanan sumsum tulang, hepatitis, dan sensitif terhadap matahari atau cahaya.
Jika Anda mengalami salah satu atau beberapa efek samping Resflok tersebut, segera hentikan penggunaan obat. Konsultasikan ke dokter untuk mengurangi dosis obat atau mengganti dengan obat sejenis yang efek sampingnya lebih ringan. Diskusikan dengan dokter guna mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Dosis Resflok
Dosis Resflok bisa berbeda-beda pada setiap orang, tergantung usia dan kondisi kesehatan pasien. Secara umum, dosis Resflok adalah sebagai berikut:
Dosis Resflok untuk orang dewasa dengan infeksi saluran pernapasan bawah
Pada penderita pneumonia yang disebabkan oleh bakteri pneumokokus, non pneumokokus, dan perburukan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK):
- Dosis awal: 400 mg per hari (2 tablet)
- Dosis selanjutnya: 200 mg per hari (1 tablet) selama 10 hari
Dosis Resflok untuk orang dewasa dengan sinusitis
- Dosis awal: 400 mg per hari (2 tablet)
- Dosis selanjutnya: 200 mg per hari (1 tablet) selama 4 hari
Dosis Resflok untuk orang dewasa dengan gangguan fungsi ginjal
Uji bersihan kreatinin < 30 ml per menit:
- Dosis awal: 400 mg per hari (2 tablet)
- Dosis selanjutnya: 200 mg (1 tablet) setiap 48 jam selama 9 hari.
Cara menggunakan Resflok adalah dapat diminum sebelum atau sesudah makan. Sebaiknya diminum setelah makan untuk mengatasi ketidaknyamanan pada saluran cerna.
Saat minum obat Resflok, hindari paparan sinar matahari secara langsung selama 5 hari setelah terapi pengobatan berakhir.
Interaksi Resflok
Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.
Berbagai jenis obat yang dapat berinteraksi dengan bahan aktif Resflok adalah:
- Antasida yang mengandung aluminium, magnesium, besi sulfat, dan sukralfat: menurunkan penyerapan obat Resflok dalam tubuh.
- Siklosporin, theophylline, dan warfarin: menghambat kerja enzim dalam obat Resflok. Akibatnya, kadar obat-obatan yang diminum bersamaan dengan Resflok akan meningkat di dalam darah dan memicu efek samping yang lebih besar.
- Obat antiinflamasi non-steroid (NSAID): meningkatkan stimulasi pada sistem saraf pusat dan memicu kejang.
- Obat antikoagulan seperti Acenocoumarol, Anisindione, dan Dicumarol: meningkatkan efek antikoagulan pada obat-obatan tersebut.
- Dihydroquinidine barbiturat, Quinidine, dan Quinidine barbiturat: meningkatkan risiko aritmia dan kardiotoksik.
- Kortikosteroid oral: meningkatkan risiko otot tendon pecah, terutama pada pasien usia lanjut.
- Suplemen mineral tambahan seperti besi, aluminium, dan zinc: menurunkan efektivitas obat Resflok.
- Obat antidiabetes golongan sulfonylurea: perlu dilakukan pemantauan serum glukosa hati.
Bila Anda sedang mengonsumsi obat-obatan yang disebutkan di atas, segera konsultasikan ke dokter untuk mencegah interaksi obat yang tidak diinginkan.
Perhatian
Obat Resflok tidak dianjurkan untuk:
- Pasien yang hipersensitif terhadap kandungan Resflok atau antibiotik golongan kuinolon lainnya
- Bayi, anak, dan remaja di bawah usia 18 tahun
- Ibu hamil dan menyusui
- Pasien dengan riwayat penyakit otot atau tendon
- Pasien dengan defisiensi glukosa 6 fosfat dehidrogenase (G6PPD), yaitu kelainan gen pada kromosom X yang membuat sel darah merah mudah rusak dan memicu anemia hemolitik.
- Pasien dengan riwayat epilepsi atau gangguan kejang lainnya
- Pasien dengan gangguan irama jantung (pemanjangan interval QT) dan gangguan jantung lainnya
- Pasien dengan gangguan elektrolit
Resflok dapat menyebabkan kantuk dan pusing. Hindari berkendara atau mengoperasikan alat berat setelah minum obat Resflok untuk menjaga keselamatan Anda.
Toleransi terhadap kehamilan
Resflok termasuk obat KATEGORI C. Obat dalam kategori ini bisa berdampak buruk pada janin, tapi biasanya dampak tersebut bisa kembali membaik seiring berjalannya waktu.
Studi pada reproduksi hewan menunjukkan bahwa Sparfloxacin dapat memberikan efek buruk pada janin. Namun, sejauh ini masih belum ada studi yang cukup pada manusia.
Apabila manfaat obat terhadap kesehatan ibu lebih besar daripada risiko pada janin, maka obat ini boleh diberikan. Konsultasikan lebih lanjut pada dokter untuk mengetahui aman atau tidaknya Resflok untuk kondisi kesehatan Anda.