Rhemafar caplet adalah obat yang digunakan sebagai obat alergi, imunosupresan, anti syok, dan anti inflamasi. Obat Rhemafar caplet mengandung Methylprednisolone, yang termasuk jenis obat steroid jenis glukokortikoid sintetis.
Methylprednisolone adalah derivat prednisolon yang digunakan sebagai agen anti alergi, imunosupresan, dan anti inflamasi. Methylprednisolone bekerja dengan cara menembus membran sel sehingga akan terbentuk suatu kompleks steroid-protein reseptor.
Di dalam inti sel, kompleks steroid-protein reseptor ini akan berikatan dengan kromatin DNA dan menstimulasi transkripsi mRNA yang merupakan bagian dari proses sintesa protein. Sebagai anti inflamasi, obat ini menekan migrasi neutrofil, mengurangi produksi prostaglandin (senyawa yang berfungsi sebagai mediator inflamasi), dan menyebabkan dilatasi kapiler. Hal itulah yang akan mengurangi repon tubuh terhadap kondisi peradangan (inflamasi).
Mengenai Rhemafar Caplet
Pabrik
Ifars
Golongan
Harus dengan resep dokter
Kemasan
Rhemafar caplet dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :
- Dos 10 x 10 tablet 4 mg
- Dos 5 x 10 tablet 8 mg
- Dos 3 x 10 tablet 16 mg
Kandungan
Tiap kemasan obat Rhemafar caplet mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut :
- Methylprednisolone 4 mg / tablet
- Methylprednisolone 8 mg / tablet
- Methylprednisolone 16 mg / tablet
Manfaat Rhemafar Caplet
Kegunaan Rhemafar caplet adalah untuk mengobati kondisi-kondisi berikut:
- Sebagai obat anti inflamasi (radang), sebagai obat alergi, penyakit endokrin, gangguan hematologik, dan sindrom nefrotik.
- Obat radang tenggorokan (bronkial) atau bronkitis akut yang terjadi karena berbagai saluran pernapasan. Umumnya digunakan dalam jangka pendek.
- Mengobati arthritis (rematik).
- Sebagai terapi penyakit autoimun, misalnya lupus eritematosus sistemik pada periode akut dan terapi jangka panjang, anemia hemolitik, dan eritoblastopenia.
- Mengobati multiple sclerosis, cedera tulang belakang nonpenetrating, sindrom Steven-Johnson, dermatitis eksfoliatif, psoriasis, radang mata akut dan kronik, leukimia limfositik kronik dan akut, insufiensi korteks adrenal, trombositopenia purpura pada orang dewasa, dan neuritis vestibular.
Kontraindikasi
- Jangan menggunakan Rhemafar caplet jika Anda memiliki riwayat hipersentif/alergi obat methylprednisolone atau obat-obatan glukokortikoid lainnya.
- Obat ini juga dikontraindikasikan untuk penderita tuberculosis (TB), diabetes melitus, infeksi jamur sistemik, penyakit herpes simpleks, varisela, dan penderita osteoporosis berat.
- Selain itu, pemberian vaksin hidup ataupun vaksin yang dilemahkan juga dikontraindikasikan untuk seseorang yang sedang menggunakan obat imunosupresif seperti Rhemafar caplet. Pengecualian untuk aturan ini adalah pasien yang menjalani terapi pengganti kortikosteroid lengkap, misalnya untuk penyakit addison, yang mungkin mengikuti protokol imunisasi standar.
Efek Samping Rhemafar Caplet
Beberapa efek samping Rhemafar caplet adalah:
- Efek samping pada penggunaan jangka pendek misalnya retensi cairan dan natrium, hiperglikemia dan intoleransi glukosa, hipokalemia, gangguan pada saluran pencernaan dan ulserasi, depresi reversibel dari hypothalamic-pituitary-adrenal (HPA) axis, dan perubahan suasana hati seperti euforia ringan, gugup, gelisah, depresi, delusi, halusinasi, dan perilaku kekerasan.
- Efek penggunaan jangka panjang adalah semua efek samping pada penggunaan jangka pendek ditambah cushing syndrome (salah satu cirinya pembengkakan wajah), hirsutisme atau virilisme, impotensi, menstruasi tidak teratur, penyakit ulkus peptikum, kenaikan berat badan, insufisiensi jantung kongestif, edema, hipertensi, katarak dan peningkatan tekanan intraokular mata / glaukoma, miopati, osteoporosis, gangguan penyembuhan luka, gangguan metabolisme karbohidrat, lemah otot, dan fraktur kompresi vertebral.
- Penggunaan jangka panjang obat ini juga menyebabkan penurunan sistem imun sehingga penderita lebih rentan terkena infeksi jamur atau virus.
- Efek samping yang paling serius adalah kelenjar adrenal berhenti memproduksi kortisol alami.
Dosis Rhemafar Caplet
Dosis obat ini ditentukan secara individual untuk setiap pasien berdasarkan manfaat dan tolerabilitas masing-masing pasien. Obat Rhemafar caplet umumnya diberikan dengan dosis sebagai berikut :
- Dewasa dan anak usia 12 tahun atau lebih: 4-48 mg/hari sebagai dosis tunggal atau dosis terbagi.
- Pada keadaan sklerosis: 160 mg/hari selama 1 minggu, dilanjutkan 64 mg/hari selama 1 bulan.
- Anak usia < 12 tahun: Dosis awal 0,4-1,6 mg/kgBB/hari. Tidak lebih dari 80 mg/hari. Dosis pemeliharaan 2-8 mg/hari.
Peningkatan dosis dan penghentian obat dilakukan secara bertahap, sesuai yang diresepkan dokter.
Dalam pemilihan obat, manfaat yang diperoleh harus dipastikan lebih besar daripada risiko yang mungkin dialami pasien. Oleh karena itu, penggunaan obat Rhemafar caplet harus sesuai dengan yang dianjurkan.
Interaksi Rhemafar Caplet
Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.
Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter. Jenis obat yang dapat berinteraksi dengan Rhemafar Caplet adalah:
- Jika diberikan bersamaan dengan kalium-depleting agen (misalnya, amfoterisin B, diuretik), harus diwaspadai kemungkinan terjadinya hipokalemia, pembesaran jantung, dan gagal jantung kongestif.
- Antibiotik golongan macrolide menyebabkan penurunan klirens methylprednisolone secara signifikan, sehingga meningkatkan potensi terjadinya efek samping.
- Methylprednisolone menghambat respon warfarin. Oleh karena itu, indeks koagulasi harus dipantau secara teratur untuk mempertahankan efek antikoagulan yang diinginkan.
- Methylprednisolone dapat meningkatkan konsentrasi glukosa darah, maka enyesuaian dosis obat antidiabetes mungkin diperlukan.
- Methylprednisolone menyebabkan penurunan konsentrasi serum isoniazid.
- Cholestyramine dapat meningkatkan klirens methylprednisolone oral.
- Pemberian bersamaan dengan siklosporin akan meningkatkan aktivitas kedua obat. Hal ini meningkatkan resiko terjadinya kejang.
- Estrogen (termasuk kontrasepsi oral) dapat menurunkan metabolisme hepatik methylprednisolone, sehingga meningkatkan efeknya.
- Obat yang menginduksi sitokrom P450 3A4 (misalnya Barbiturat, Phenytoin, Carbamazepine, Rifampin), aktivitas enzim dapat meningkatkan metabolisme kortikosteroid sehingga dosis Rhemafar caplet (methylprednisolone) perlu ditingkatkan.
- Obat yang menghambat sitokrom P450 3A4 (misalnya ketoconazole, antibiotik makrolida seperti erythromycin dan troleandomycin) memiliki potensi untuk menghasilkan peningkatan konsentrasi plasma methylprednisolone.
- Ketoconazole menurunkan metabolisme methylprednisolone secara signifikan sehingga meningkatkan risiko efek samping methylprednisolone.
- Penggunaan bersama NSAID harus diwaspadai terjadinya peningkatan resiko perdarahan saluran pencernaan.
Perhatian
Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan pasien jika menggunakan obat Rhemafar caplet:
- Obat ini digunakan setelah makan atau dengan makanan.
- Jangan menghentikan penggunaan obat ini secara mendadak karena bisa mengakibatkan krisis addisonian yang bisa berakibat fatal. Untuk mencegah hal ini, dokter biasanya meresepkan obat ini secara tapering dose (dinaikkan bertahap dan dihentikan bertahap).
- Kortikosteroid sistemik seperti Rhemafar caplet diketahui ikut diekskresikan dalam air susu ibu. Karena obat ini bisa menghambat pertumbuhan, mengganggu produksi kortikosteroid endogen, atau menyebabkan efek yang tak diinginkan lainnya, sebaiknya penggunaan Rhemafar caplet selama menyusui dihindari.
- Rhemafar caplet obat yang bisa menyebabkan sulit tidur dan gangguan suasana hati.
- Hindari kontak dengan penderita campak dan cacar air, karena pengguna obat Rhemafar caplet akan mengalami penurunan sistem imun sehingga lebih mudah tertular.
Penggunaan obat Rhemafar Caplet untuk ibu hamil
FDA di Amerika Serikat (setara BPOM di Indonesia) menggolongkan methylprednisolone dalam kategori C dengan penjelasan sebagai berikut :
Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia. Namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi risiko sangat besar.
Meskipun hasil studi pada hewan tidak selalu equivalen dengan hasil pada manusia, pemakaian Rhemafar caplet untuk ibu hamil sebaiknya dihindari. Jika tidak benar-benar dibutuhkan atau terapi dengan obat atau cara lain masih memungkinkan, sebaiknya penggunaan obat ini tidak dilakukan.
Artikel terkait: