Silicon dioxide atau silikon dioksida adalah senyawa alami yang terdiri dari molekul triatom linier di mana atom silikon berikatan secara kovalen dengan 2 oksigen. Zat yang juga dikenal sebagai silika ini memiliki 3 jenis kristal utama, yaitu kuarsa, tridimit, dan kristobalit.
Silikon dioksida dapat ditemukan secara alami di air, tumbuhan, hewan, dan bumi. Senyawa yang satu ini bahkan juga ditemukan secara alami pada jaringan tubuh manusia. Meskipun tidak jelas fungsinya, silicone dioxide dianggap sebagai salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan oleh tubuh.
Mengenai Silicon Dioxide
Golongan
-
Kemasan
-
Kandungan
Silikon dioksida
Manfaat Silicon Dioxide
Silikon dioksida dapat ditemukan pada banyak tumbuhan, seperti sayuran berdaun hijau, buah bit, paprika, beras merah, hingga oat. Zat ini juga sering digunakan sebagai agen anticaking untuk mencegah penggumpalan pada bahan makanan maupun suplemen, sehingga produk terlindungi dari kelembapan dan daya simpannya pun lebih panjang.
FDA di Amerika Serikat, badan yang setara BPOM Indonesia, menetapkan dosis silicon dioxide yang terbilang aman adalah tidak boleh melebihi 2% dari total berat makanan.
Efek samping Silicon Dioxide
Silicon dioxide yang ditemukan pada tumbuhan maupun air minum dinyatakan aman dikonsumsi. Penelitian menunjukkan bahwa silika yang masuk ke dalam tubuh lewat makanan tidak terakumulasi dalam tubuh. Sebaliknya, zat ini justru akan dikeluarkan oleh ginjal.
Namun, hati-hati dengan debu silika yang beterbangan. Jika terhirup, hal ini dapat meningkatkan risiko penyakit paru-paru, terutama pada orang-orang yang bekerja di sektor pertambangan, konstruksi, penggalian, industri baja, dan peledakan pasir.
Selain itu, efek samping silicon dioxide dalam jangka panjang juga dapat menyebabkan:
- Silikosis, yakni penyakit paru progresif yang tidak dapat disebuhkan;
- Kanker paru-paru
- Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK);
- Tuberkulosis;
- Gangguan ginjal dan autoimun.
Dosis Silicon Dioxide
Dosis silikon dioksida bisa jadi berbeda-beda pada setiap orang. Hal ini tergantung dari usia, jenis kelamin, tingkat keparahan penyakit, dan kebutuhan masing-masing orang.
Menurut The Scientific Commitee on Food (SCF), belum ada dosis yang paten untuk silikon dioksida. Namun, European Food Safety Authority (EFSA) mencatat bahwa pemberian dosis 9.000 mg silika per kilogram berat badan (mg/kgBB) tidak menunjukkan efek samping apa pun bagi tubuh.
Interaksi Silicon Dioxide
Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh. Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter.
Perhatian
Hal-hal yang harus diperhatikan selama menggunakan silicon dioxide adalah sebagai berikut:
- Beri tahukan dokter jika Anda memiliki riwayat alergi obat maupun penyakit tertentu;
- Sampaikan pada dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat, suplemen, maupun herbal apa pun;
- Konsultasikan dulu dengan dokter sebelum menggunakan silicon dioxide saat hamil atau merencanakan kehamilan, maupun sedang menyusui.
Artikel terkait: