Sodium lauryl sulfate atau SLS dikenal sebagai surfaktan yang sering digunakan sebagai bahan pembersih dan pembentuk busa pada banyak produk. Selain itu, SLS juga kerap digunakan sebagai bahan tambahan makanan, biasanya sebagai pengemulsi atau pengental. Zat ini dapat ditemukan dalam marshmallow dan minuman kering.
Mengenai Sodium Lauryl Sulfate
Golongan
-
Kemasan
- Produk perawatan, seperti krim cukur, lip balm, hand sanitizer, perawatan kuku, makeup remover, foundation, pembersih wajah, dan sabun tangan cair;
- Produk perawatan rambut, seperti sampo, kondisioner, pewarna rambut, perawatan ketombe, dan gel penata rambut;
- Produk perawatan gigi, seperti pasta gigi, pemutih gigi, dan obat kumur;
- Produk untuk mandi, seperti minyak mandi, sabun mandi, dan bubble bath;
- Krim dan losion, seperti krim antigatal, krim tangan (hand cream), masker wajah, dan tabir surya.
Kandungan
Sodium lauryl sulfate
Manfaat Sodium Lauryl Sulfate
Sodium lauryl sulfate atau SLS banyak digunakan sebagai surfaktan dalam produk pembersih, kosmetik, dan produk perawatan pribadi. Formula SLS adalah surfaktan anionik yang sangat efektif menghilangkan noda dan residu berminyak, contohnya noda makanan yang menempel di karpet.
Pada sampo, SLS berfungsi untuk menangkap minyak dan kotoran pada rambut sehingga mudah dibilas dengan air. Sementara pada pasta gigi, busa yang diciptakan dari SLS dapat membantu menghilangkan sisa-sisa makanan yang menempel pada gigi.
Efek samping Sodium Lauryl Sulfate
Sama seperti obat pada umumnya, penggunaan sodium lauryl sulfate dapat menimbulkan efek samping. Akan tetapi, reaksinya bisa jadi berbeda-beda, tergantung dari dosis obat, usia, dan daya tahan tubuh masing-masing orang.
Kandungan sodium lauryl sulfate pada kosmetik dan produk perawatan pribadi dinyatakan aman selama digunakan dalam waktu sebentar dan segera dibilas dari kulit, misalnya saat Anda memakai sampo dan sabun. Sebaiknya hindari terlalu lama membiarkan sodium lauryl sulfat di kulit karena dapat menyebabkan iritasi, terlebih pada orang-orang yang kulitnya sensitif.
Sempat beredar kabar bahwa SLS ini dapat menyebabkan kanker, iritasi kulit, dan gangguan kesehatan lainnya. Namun, informasi tersebut hanyalah mitos belaka.
Menurut sebagian besar penelitian, SLS adalah zat iritan tetapi bukan karsinogen. Studi menunjukkan tidak ada hubungan antara penggunaan SLS dan peningkatan risiko kanker.
Dosis Sodium Lauryl Sulfate
FDA di Amerika Serikat, badan yang setara dengan BPOM di Indonesia, menyatakan bahwa SLS aman seperti bahan tambahan makanan pada umumnya. Studi yang dimuat dalam International Journal of Toxicology menilai bahwa konsentrasi atau dosis SLS yang diperbolehkan adalah tidak lebih dari 1% SLS.
Pada kosmetik dan produk perawatan tubuh, studi menunjukkan bahwa zat ini juga tidak berbahaya selama digunakan hanya beberapa saat dan segera dibilas dari kulit. Contohnya pada penggunaan produk sabun dan sampo.
Interaksi Sodium Lauryl Sulfate
Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh. Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter.
Perhatian
Hal-hal yang harus diperhatikan selama menggunakan SLS adalah sebagai berikut:
- Beri tahukan dokter jika Anda memiliki riwayat alergi obat maupun penyakit tertentu;
- Sampaikan pada dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat, suplemen, maupun herbal apa pun;
- Konsultasikan dulu dengan dokter sebelum menggunakan SLS saat hamil atau merencanakan kehamilan, maupun sedang menyusui.
Artikel terkait: