Sparfloksasina (Sparfloxacin) adalah antibiotik golongan fluorokuinolon yang mempunyai spektrum luas, aktif terhadap bakteri gram negatif maupun gram positif. sparfloksasina (Sparfloxacin) bekerja dengan cara menghambat dua tipe enzim topoisomerase II yaitu DNA Gyrase dan topoisomerase IV. topoisomerase IV memerlukan DNA terpisah yang telah digandakan sebelum pembelahan sel bakteri.
Dengan DNA yang tidak dipisahkan, proses terhenti dan bakteri tidak bisa membagi. Sedangkan DNA gyrase bertanggungjawab untuk penggandaan rantai (supercoil) DNA sehingga akan cocok di dalam sel yang baru terbentuk. kombinasi dari dua mekanisme di atas akan membunuh bakteri sehingga sparfloksasina (Sparfloxacin) digolongkan sebagai bakterisida.
Manfaat Sparfloxacin
- sparfloksasina (Sparfloxacin) digunakan untuk bronkitis kronis bakteri eksaserbasi akut, Pneumonia, dan sinusitis akut .
- sparfloksasina (Sparfloxacin) juga digunakan untuk infeksi saluran pernafasan bagian bawah dan infeksi saluran cerna.
Efek Samping Sparfloxacin
Kebanyakan efek samping sparfloksasina (Sparfloxacin) bersifat ringan sampai sedang yang akan segera hilang ketika pemberian obat dihentikan. Namun, efek samping serius kadang terjadi.
- Efek samping yang paling umum seperti mual, muntah, diare , sakit kepala, susah tidur dan ruam pada kulit.
- sparfloksasina (Sparfloxacin) juga meningkatkan risiko tendonitis dan tendon pecah , terutama pada pasien > 60 tahun , pasien yang juga menggunakan kortikosteroid , dan pasien dengan transplantasi ginjal , paru-paru , atau jantung.
- sparfloksasina (Sparfloxacin), seperti fluoroquinolones lain, diketahui juga memicu kejang atau menurunkan ambang kejang, dan dapat menyebabkan efek samping terhadap sistem saraf pusat lainnya.
- Sakit kepala, pusing, dan insomnia juga dilaporkan cukup sering terjadi.
- kejadian yang jauh lebih jarang seperti tremor, psikosis, kecemasan, halusinasi, paranoia, dan percobaan bunuh diri, terutama pada dosis yang lebih tinggi.
- Berbagai efek samping yang sangat jarang namun berpotensi fatal seperti nekrolisis epidermal toksik, sindrom Stevens-Johnson, aritmia jantung (torsades des pointes atau perpanjangan QT), pneumonitis alergi, penekanan sumsum tulang, hepatitis atau gagal hati, dan phototoxicity / fotosensitifitas.
- Obat harus dihentikan jika ruam, sakit kuning, atau tanda lain dari hypersentitivity terjadi.
Dosis Sparfloxacin
sparfloksasina (Sparfloxacin) diberikan dengan dosis :
Dewasa
- pneumonia komunitas yang disebabkan bakteri pneumococus dan non pneumococus termasuk streptococus pneumoniae dan eksaserbasi akut bronkitis kronis : 100-300mg/hari terbagi dalam 1-2 dosis
Interaksi obat
- sparfloksasina (Sparfloxacin), seperti beberapa fluoroquinolones lainnya, dapat menghambat kerja enzim dalam metabolisme obat sehingga meningkatkan kadar obat-obat seperti siklosporin, theophyline, dan warfarin. jika level obat darah meningkat maka dapat menyebabkan efek samping lebih besar.
- Pemantauan serum glukosa hati dianjurkan bila sparfloksasina (Sparfloxacin) digunakan oleh pasien yang menggunakan obat anti-diabetes golongan sulfonylurea.
- Pemberian sparfloksasina (Sparfloxacin) bersamaan dengan obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID) dapat meningkatkan resiko stimulasi sistem saraf pusat dan kejang kejang.
- Fluoroquinolones telah terbukti meningkatkan efek antikoagulan dari acenocoumarol, Anisindione, dan Dicumarol.
- Selain itu ada peningkatan risiko cardiotoxicity dan aritmia ketika diberikan bersamaan dengan obat-obatan seperti Dihydroquinidine barbiturat, Quinidine, dan Quinidine barbiturat.
- Pemakaian kortikosteroid oral bisa meningkatkan risiko otot tendon pecah, terutama pada pasien usia lanjut.
Kontraindikasi
- sparfloksasina (Sparfloxacin) harus dihindari pada pasien dengan hipersensitivitas terhadap sparfloksasina (Sparfloxacin) atau antibiotik golongan kuinolon lainnya
- wanita hamil, dan ibu menyusui
- anak usia dibawah 18 tahun
Perhatian
Efektivitas dan keamanan pemakaian pada anak-anak, wanita hamil dan menyusui belum terbukti. Saat menggunakan sparfloksasina (Sparfloxacin) usahakan pasien mendapatkan hidrasi yang baik dan hindari sinar matahari langsung.
Perlu perhatian khusus
- pasien dengan epilepsi atau gangguan kejang lainnya
- penderita defisiensi glukosa 6 - fosfat dihidrogenase.
- Pasien dengan gangguan irama jantung (pemanjangan interval QT), gangguan jantung lainnya
- Gangguan elektrolit
- Menghindari paparan sinar matahari yang menyengat
- Pasien dengan nyeri tendon
Toleransi terhadap kehamilan
KATEGORI C . penelitian pada reproduksi hewan menunjukkan sparfloksasina (Sparfloxacin) memberikan efek buruk pada janin. Tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia , tetapi jika manfaat potensial terhadap ibu lebih besar daripada risiko pada janin maka obat ini bisa diberikan.