Terbutaline merupakan salah satu jenis obat golongan β2 Agonist. Obat ini termasuk dalam kelompok simpatomimetika short-acting. Biasanya digunakan sebagai salah satu pilihan terapi untuk masalah kesehatan yang berkaitan dengan gangguan pada sistem pernapasan, yaitu sebagai bronkodilator.
Terbutaline bekerja dengan cara menstimulasi adenil cyclase intraseluler, lalu menghasilkan suatu enzim yang mengkatalisis konversi ATP menjadi cyclic-3', 5'-adenosine monophosphate (cAMP), sehingga menghasilkan relaksasi otot polos bronkus dan penghambatan pelepasan mediator hipersensitivitas langsung dari sel mast.
Mengenai Terbutaline
Golongan:
Obat resep
Kemasan:
Tablet, tablet lepas lambat (modified release), sirop, inhaler, nebulizer, suntik
Kandungan:
Bronkodilator
Manfaat Terbutaline
Obat Terbutaline pada umumnya tersedia dalam bentuk tablet oral, sirup, tablet lepas lambat (modified release), inhaler, nebulizer, dan suntik. Obat ini merupakan pilihan obat pada usia dewasa maupun anak – anak, dan memerlukan resep atau indikasi dokter dalam penggunaannya.
Beberapa manfaat yang didapatkan dari penggunaan obat ini, antara lain digunakan sebagai pilihan pengobatan pada kondisi sesak napas, mengi, dan batuk. Selain itu, dapat dikenakan pada kasus asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan uncomplicated premature labour.
Efek Samping Terbutaline
Efek samping yang dapat ditimbulkan setiap obat dapat bereaksi berbeda-beda dan tergantung pada reaksi masing-masing individu. Jadi, penting untuk anda mengetahui efek samping yang dapat ditimbulkan dari penggunaan obat Terbutaline, yaitu:
- Extra heartbeat (jantung berdegup kencang)
- Nyeri kepala / Pusing
- Mual hingga muntah
- Kram pada otot
- Hipokalemia
- Hipotensi (tekanan darah menjadi lebih rendah dari batasan normalnya)
- Tubuh terasa lemas
- Keringat meningkat
- Flushing or redness of the skin, especially on the face and neck
- Gemetaran
Segera hentikan pemakaian obat Terbutaline bila mengalami satu atau lebih efek samping seperti di atas. Segera konsultasikan dan lakukan pemeriksaan ulang dengan dokter yang memberikan Anda obat tersebut sehingga dapat dipikirkan alternatif obat lain yang lebih cocok bagi Anda.
Efek samping Terbutaline Bagi Ibu Hamil dan Ibu Menyusui
Pada ibu hamil, obat ini menurut US FDA Pregnancy termasuk dalam Kategori C, yang artinya studi pada binatang percobaan menunjukan suatu reaksi efek samping terhadap janin, namun untuk wanita hamil sendiri belum ada studi kontrolnya.
Obat ini hanya dapat dipergunakan bila memiliki manfaat yang lebih besar dan juga yang diharapkan melebihi daripada besarnya risiko terhadap janin. Data mengenai penggunaan obat ini terhadap ibu yang sedang dalam masa menyusui menunjukan bahwa ada obat ini dapat diekskresikan ke dalam kandungan ASI. Penggunaan obat pada ibu dalam masa laktasi hanya jika manfaat yang diharapkan kepada ibu lebih besar daripada risiko pada bayi.
Dosis Terbutaline
Dosis dari obat ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu penyakit apa yang timbul, apakah ada riwayat alergi obat ini, respon tubuh seseorang terhadap pemberian obat ini, serta penyakit lainnya yang dapat bereaksi jika konsumsi obat Terbutaline.
- Acute bronchospasm
- Tablet oral
- Dosis usia 15 tahun ke atas: Dosis awal adalah 2,5-3 mg, 3 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan hingga 5 mg, 3 kali sehari jika diperlukan.
- Dosis usia 12-15 tahun: 2,5 mg, 3 kali sehari.
- Dosis usia kurang dari 12 tahun: 0,05 mg/kgBB, 3 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan secara perlahan sesuai keperluan. Dosis maksimal adalah 5 mg per hari.
- Modified release
- Dosis usia 15 tahun ke atas: 5-7,5 mg, 2 kali sehari.
- Inhaler
- Dosis usia 15 tahun ke atas: 0.25-0.5 mg bila perlu. Dosis maksimal adalah 2 mg per hari.
- Tablet oral
- Uncomplicated premature labour
- Suntik
- Dosis dewasa: untuk kehamilan antara uk 22-37 minggu: Awalnya, 5 mcg / mnt, dg kelipatan 2,5 mcg / mnt pada interval 20 mnt sampai kontraksi berhenti. Maksimum dosis: 20 mcg / mnt. Lanjutkan selama 1 jam setelah kontraksi berhenti, kemudian turunkan 2,5 mcg / menit setiap 20 menit ke dosis terendah yang mempertahankan supresi. Durasi maksimal: 48 jam.
- Suntik
- Severe bronchospasm
- Nebulizer
- Dosis dewasa: Kandungan 1%, 2.5-10 mg, 2-4 kali sehari.
- Dosis anak-anak (berat badan di atas 25 kg): 5 mg, 2-4 kali sehari.
- Dosis anak-anak (berat badan di bawah 25 kg): 2-5 mg, 2-4 kali sehari.
- Suntik
- Dosis dewasa: 0,25-0,5 mg, hingga 4 kali sehari yang disuntikkan ke otot (IM), pembuluh darah (IV), atau bawah kulit (SC).
- Nebulizer
Perlu diperhatikan sebaiknya dalam penggunaan obat ini, Anda dapat mengikuti saran dari dokter yang merekomendasikan obat ataupun telah memeriksa Anda secara langsung. Beritahukan kepada dokter bilamana sedang menggunakan obat lain di luar obat Terbutaline ini.
Peringatan penggunaan Terbutaline
- Obat ini sebaiknya digunakan dengan indikasi dokter bila Anda sedang hamil, atau sedang memiliki tanda kehamilan, dan dalam masa laktasi.
- Penggunaan obat pada anak – anak sebaiknya dengan indikasi dokter, karena memerlukan perhitungan dosis yang jelas berbeda dengan dosis dewasa.
- Hati – hati bila Anda memiliki penyakit tirotoksikosis, hipertensi, diabetes, ketoasidosis, gangguan otot, gangguan CV (misalnya penyakit jantung iskemik), riwayat kejang, glaukoma, insufisiensi koroner atau aritmia.
- Beritahukan dokter bila Anda sedang mengkonsumsi obat-obatan lain, seperti obat bius bentuk gas (halogenated anaesth), diuretik, obat penghambat beta nonselektif, antidiabetes, dan kortikosteroid.
- Para penderita asma disarankan untuk selalu membawa obat inhaler terbutaline, dengan tujuan terapi awal jikalau sewaktu – waktu kambuh.
- Dilarang menghentikan dan mengganti dosis obat tanpa adanya indikasi dokter.
- Stop pemakaian bila timbul reaksi alergi obat ataupun suatu overdosis, dan segeralah ke dokter untuk memeriksakan diri.
Jika menggunaan obat Terbutaline secara berlebihan, sebaiknya segeralah menemui dokter Anda. Perhatikan tanda dan gejala, seperti kejang, angina, hipertensi atau hipotensi, takikardia hingga 200 denyut per menit, aritmia , gugup, sakit kepala, tremor, hiperkalemia, mulut kering, palpitasi, mual, pusing, kelelahan, malaise, dan insomnia.