Mengenai Theophylline
Golongan:
Obat resep
Kemasan:
Tablet
Kandungan:
Golongan bronkodilator
Apakah Theophylline?
Theophylline banyak digunakan untuk mengobati gejala yang disebabkan oleh asma, empisema, bronkitis dan penyakit gangguan pernapasan lainnya. Theophylline bekerja dengan cara melemaskan otor pada paru-paru dan dada, mengurangi sensitifitas paru-paru terhadap alergen dan penyebab lain bronkospasme. Obat ini termasuk golongan bronkodilator.
Obat ini tidak bekerja secara langsung dan tidak boleh digunakan untuk serangan kesulitan bernapas yang tiba-tiba. Konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu untuk informasi lebih lanjut.
Dosis Theophylline
Ikuti petunjuk yang tertera pada label obat. Jangan menggunakan theophylline dengan dosis yang lebih atau kurang dari yang disarankan. Dokter mungkin akan merubah dosis pasien secara berkala untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Jangan menggunakan theophylline untuk mengobati serangan asma atau bronkospasme. Gunakan pengobatan inhalasi kerja cepat.
Dosis atau frekuensi penggunaan theophylline harian mungkin akan bergantung pada alasan pasien menggunakan obat ini. Sementara itu dosis mungkin berubah jika pasien sedang sakit atau jika dokter merubah merek obat atau jenis theophylline pasien. Pasien perlu melakukan cek medis berkala untuk memantau manfaat pengobatan.
Berikut adalah dosis obat theophylline yang direkomendasikan:
- Dosis awal: 5 mg / kg dosis awal (pasien tidak menerima Theophylline atau aminofilin).
- Dosis pemeliharaan: untuk orang dewasa sehat yang tidak merokok: 10 mg / kg / hari. Jangan melebihi 900 mg / hari.
- Pasien dengan gagal jantung bawaan atau cor pulmonale: 5 mg / kg / hari. Jangan melebihi 400 mg / hari.
Ikuti petunjuk dokter mengenai apakah theophylline harus dikosumsi sebelum atau setelah makan. Jangan menghancurkan, mengunyah atau membuka kapsul obat rilis lambat. Telan dengan menggunakan air.
Jika pasien mengalami kelebihan dosis, segera hubungi unit gawat darurat. Kelebihan dosis dapat terjadi jika pasien mengosumsi theophylline sekali dalam dosis terlalu tinggi atau akumulasi dari dosis harian yang dikonsumsi lebih tinggi dari anjuran, untuk itu darah pasien harus sering dicek.
Efek samping Theophylline
Walaupun beberapa efek samping penggunaan theophylline seperti:
- Gangguan masalah tidur (insomnia)
- Berkeringat
- Selalu tegang, merasa terganggu dan cepat marah
- Sakit kepala
- Nyeri perut
Umum terjadi karena reaksi tubuh yang belum terbiasa dengan obat dan akan menghilang bersamaan dengan adaptasi tubuh, namun beberapa efek samping dapat berdampak buruk untuk pasien. Jika pasien mengalami efek seperti dibawah ini, segera hentikan pengobatan dan hubungi dokter.
- Kejang berat
- Mual, muntah, sakit kepala berat, irama jantung cepat
- Gula Darah tinggi - haus yang tidak wajar, penambahan jumlah urin, penurunan berat badan, penurunan daya lihat, kulit kering, kantuk, mulut berbau buah, mulut kering, sering lapar.
- Kadar potasium rendah- lemah otot, merasa lemas, kaki merasa kurang nyaman, irama jantung yang tidak beraturan, kebingungan, haus yang sangat.
- Sering merasa bingung, tremor atau gemetar
- Muntah-muntah yang tidak kunjung berhenti
Theophylline
dapat berdampak pada proses pikir dan reaksi pasien, pekerjaan yang membutuhkan
konsentrasi atau kewaspadaan tinggi harap dihindari.
Sementara ini belum diketahui apakan theophylline dapat membahayakan bayi dalam kandungan, karena itu kategori yang diberikan FDA saat ini adalah C. Namun ibu menyusui yang mengosumsi theophylline dapat menyalurkannya melalui ASI.
Interaksi Obat
Obat ini dapat berinteraksi dengan obat-obatan lainnya termasuk:
- Amifampridine
- Adenosine
- Bupropion
- Ceritinib
- Cimetidine
- Ciprofloxacin
- Desogestrel
- Dienogest
- Erythromycin
- Estradiol Cypionate
- Estradiol Valerate
- Ethinyl Estradiol
- Etonogestrel
- Fluconazole
- Fluvoxamine
- Fosphenytoin
- Halothane
- Imipenem
- Levofloxacin
- Levonorgestrel
- Phenytoin
- Rofecoxib
- Siltuximab
Yang perlu diketahui sebelum penggunaan Theophylline
Jangan mulai atau berhenti merokok tanpa konsultasi dengan dokter terlebih dahulu, merokok dapat merubah reaksi tubuh terhadapat theophyllin. Beberapa obat juga dapat beinteraksi jika digunakan bersamaan dengan theophylline. Reaksi yang ditimbulkan dapat berupa mengurangi manfaat obat atau menimbulkan efek samping yang membahayakan.
Dokter perlu tahu obat yang dikosumsi pasien sebelum meresepkan theophylline, terutama obat-obatan:
- Obatan kejang
- Lithium
- Obatan interferon alpha
- Fluvoxamine
- Ticlopidine
- Cimetidine
- Antibiotik atau pengobatan untuk mengobati tuberkolosis
- Obatan untuk pengobatan ritme jantung, seperti mexiletine atau propafene
- Obatan untuk pengobatan batu ginjal atau gout
- Obatan untuk pengobatan jantung atau tekanan darah
- Obatan penenang
- Beberapa vitamin dan produk herbal
Selain obatan, theophylline juga dapat bereaksi engan kondisi kesehatan pasien. Untuk memastikan bahwa theophylline aman untuk dikosumsi pasien, dokter juga perlu tahu jika pasien memiliki riwayat atau sedang dalam kondisi:
- Jika pasien sedang atau baru saja berhenti merokok atau menggunakan marijuana
- Peminum alkohol
- Pembengkakkan prostat atau masalah urin
- Infeksi serius
- Masalah ginjal
- Gangguan tiroid
- Kandungan cairan dalam paru-paru
- Penyakit kronis atau kambuhan
- Deman tinggi
- Penyakit jantung, tekanan darah tinggi, gangguan ritme jantung
- Epilepsi atau gangguan kejang
- Malah pencernaan
Penggunaan
theophylline dapat berdampak pada hasil tes medis pasien. Beritahu dokter yang
merawat jika pasien menggunakan theophylline.
Hindari memakan makanan tinggi lemak 1 (satu) jam sebelum atau setelah mengosumsi obat.