Titanium dioxide adalah mineral alami yang biasa digunakan sebagai pigmen putih cerah untuk cat, pewarna pada industri makanan, kandungan tabir surya dan kosmetik, serta keperluan industri lainnya. Titanium dioksida memiliki kualitas tahan ultraviolet (UV) yang mampu menyerap sinar UV, sehingga mampu melindungi kulit dari paparan radikal bebas.
Mengenai Titanium Dioxide
Golongan
Tanpa resep dokter
Kemasan
- Krim
- Losion
Kandungan
Titanium dioksida
Manfaat Titanium Dioxide
Dalam industri farmasi, fungsi titanium dioksida digunakan untuk memblokir paparan sinar UVA dan UVB pada tabir surya. Penggunaan tabir surya juga dapat membantu mengurangi risiko kanker kulit dan reaksi yang terjadi akibat penggunaan beberapa obat, seperti tetrasiklin, obat sulfa, dan fenotiazin seperti klorpromazin.
Zat yang satu ini juga biasa digunakan sebagai pigmen untuk produk farmasi seperti kapsul gelatin, pelapis tablet, hingga sirup. Sedangkan dalam industri kosmetik, manfaat titanium dioksida juga kerap digunakan untuk beberapa produk seperti:
- Pasta gigi;
- Lipstik;
- Krim;
- Salep;
- Serbuk.
Efek samping Titanium Dioxide
FDA di Amerika Serikat, badan yang setara dengan BPOM Indonesia, telah menyatakan bahwa titanium dioksida aman digunakan sebagai pewarna dalam makanan, obat-obatan, hingga kosmetik, termasuk tabir surya.
Namun, sama seperti zat pada umumnya, penggunaan titanium dioxide dapat menimbulkan efek samping. Akan tetapi, reaksinya bisa jadi berbeda-beda, tergantung dari dosis obat, usia, dan daya tahan tubuh masing-masing orang.
Sejumlah efek samping titanium dioxide yang mungkin terjadi adalah kulit jadi lebih sensitif, kemerahan, atau iritasi. Jika itu terjadi, hentikan penggunaan produk dan segera cuci bersih kulit dengan air mengalir.
Reaksi alergi yang serius cukup jarang terjadi. Namun, waspadai jika muncul gejala alergi parah (anafilaktik) seperti:
- Ruam;
- Gatal atau bengkak (terutama di wajah, lidah, atau tenggorokan);
- Pusing parah;
- Kesulitan bernapas.
Bila itu terjadi, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Dosis Titanium Dioxide
Dosis titanium dioxide bisa jadi berbeda-beda pada setiap orang. Hal ini tergantung dari usia, jenis kelamin, tingkat keparahan penyakit, dan kebutuhan masing-masing orang.
Ukuran nanopartikel yang aman untuk titanium dioksida adalah 0,2-100 nanometer. Karena ukuran partikelnya sangat kecil, titanium dioksida tidak memantulkan cahaya, tetapi justru menyerap sinar UV. Hal ini membuat titanium dioxide membentuk lapisan transparan yang melindungi kulit dari paparan sinar matahari yang berbahaya.
Interaksi Titanium Dioxide
Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.
Jenis obat yang dapat berinteraksi dengan titanium dioxide adalah:
- Benzocaine;
- Tetracaine;
- Obat sulfa.
Kemungkinan ada obat lain yang juga dapat bereaksi dengan titanium dioxide, tapi belum dicantumkan dalam daftar di atas. Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter.
Perhatian
Hal-hal yang harus diperhatikan selama menggunakan titanium dioxide adalah sebagai berikut:
- Beri tahukan dokter jika Anda memiliki riwayat alergi obat maupun penyakit tertentu, terutama alergi terhadap titanium dioksida atau asam aminobenzoat (PABA);
- Sampaikan pada dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat, suplemen, maupun herbal apa pun;
- Konsultasikan dulu dengan dokter sebelum menggunakan titanium dioksida saat hamil atau merencanakan kehamilan, maupun sedang menyusui.
Artikel terkait: