Zoloral adalah obat anti jamur yang digunakan terutama untuk terapi kandidiasis vagina dan untuk dermatofitosis (jamur yang paling banyak menginfeksi tubuh). Zoloral mengandung ketoconazole, obat yang termasuk golongan imidazole sintetik.
Ketoconazole adalah obat anti jamur yang digunakan terutama untuk terapi lokal kandidiasis vagina dan untuk infeksi dermatofitosis. Obat ini termasuk golongan imidazole sintetik.
Seperti semua agen antijamur azole, ketoconazole bekerja terutama dengan menghambat enzim sitokrom P450 14α-demethylase (P45014DM). Enzim ini berperan dalam jalur pembentukan sterol yang digunakan untuk pembentukan dinding sel jamur. Ketoconazole juga merupakan penghambat pembentuk kortisol dan aldosterone pada kelenjar adrenal tetapi potensinya sangat rendah.
Mengenai Zoloral
Golongan
Resep dokter
Kemasan
Zoloral dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :
- Dos 5 x 10 tablet 200 mg
- Zoloral cream: tube 10 gram cream 2 %
Kandungan
Tiap kemasan Zoloral mengandung zat aktif sebagai berikut :
- Ketoconazole 200 mg/tablet
- Ketoconazole 20 mg/gram cream
Manfaat Zoloral
Beberapa kegunaan Zoloral adalah sebagai berikut:
- Sebagai obat anti jamur pada kulit dan selaput mukosa, seperti athlete’s foot, kurap, infeksi dermatofita pada kulit atau kuku tangan (tidak pada kuku kaki), kandidiasis (infeksi jamur atau sariawan), dan tinea versikolor.
- Sebagai antijamur sistemik, obat ini memiliki aktivitas terhadap berbagai jenis jamur, seperti Candida, Histoplasma, Coccidioides, dan Blastomyces (meskipun tidak aktif terhadap Aspergillus). Namun, di beberapa negara tidak lagi dipilih sebagai obat anti jamur sistemik lini pertama, karena memiliki efek toksisitas lebih besar, penyerapan yang buruk, dan spektrum yang lebih terbatas.
- Memiliki aktivitas sebagai antiandrogen dan efek antiglukokortikoid, yang telah digunakan sebagai pengobatan lini kedua untuk kanker prostat dan untuk menekan sintesis glukokortikoid dalam pengobatan cushing sindrom.
- Dermatitis seboroik dan ketombe.
Dosis Zoloral
Zoloral diberikan dengan dosis sebagai berikut :
- Dewasa: 200 mg/hari. Durasi pengobatan untuk 2-3 minggu atau hingga infeksi sembuh. Jika setelah 3 minggu setelah gejala tidak hilang kombinasi antijamur lain diperlukan. Dosis maksimal harian 400 mg/hari.
- Anak usia > 2 tahun: 3-6,6 mg/kgBB/hari. Obat diberikan sebagai dosis tunggal atau dalam dosis terbagi.
- Kandidiasis vaginal resisten yang kronis: 400 mg/hari. Pengobatan dilakukan minimal 5 hari. Evaluasi pengobatan hingga infeksi menghilang. pengobatan harus dilakukan kedua pasangan seksual.
- Obat diberikan bersama makanan.
Efek samping Zoloral
Berikut adalah beberapa efek samping Zoloral:
- Efek samping ketoconazole yang umum diantaranya mual, muntah, nyeri perut.
- Efek samping yang lebih jarang misalnya sakit kepala, ruam, urtikaria (biduran), pruritus (gatal), trombositopenia, paresthesia (kesemutan), fotofobia (silau), alopesia (kebotakan), ginekomastia, pemanjangan gelombang jantung (QT), peningkatan serum hati dan oligospermia.
Pada Juli 2013, FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengeluarkan peringatan bahwa ketoconazole pil dapat menyebabkan kerusakan hati yang parah dan masalah kelenjar adrenal. mereka menyarankan untuk tidak menggunakan obat ini sebagai pengobatan lini pertama untuk infeksi jamur apapun. Gunakan obat ini hanya jika terapi antijamur alternatif tidak tersedia atau tidak memberikan hasil yang baik.
Interaksi Obat Zoloral
Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.
Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter. Jenis obat yang dapat berinteraksi dengan Zoloral adalah:
- Ketoconazole dapat meningkatkan konsentrasi plasma obat-obat berikut sehingga meningkatkan efek farmakologisnya dan berpotensi meningkatkan toksisitasnya : vardenafil, tadalafil, sildenafil, kortikosteroid, mometason inhalasi, budesonid oral dan inhalasi, metilprednisolon, ritonavir, indinavir, saquinavir, teofilin, alprazolam, midazolam, karbamazepin, fenitoin, silostazol, aripiprazol, loratadine, tolteradin, dihidropiridin, solifenasin, takrolimus, sirolimus, sinakalset, siklosporin, felodipin, mizolastin, mirtazepin, alfentanil, buprenorfin, erlotinib, imatinib, eletriptan, ivabradin, galantamin, dan eplerenon.
- Jika diberikan bersamaan dengan obat-obat berikut, konsentrasi plasma ketoconazole berkurang sehingga menurunkan efek farmakologisnya: fenitoin, antimuskarinik, nevirapin, antagonis histamin H2, penghambat pompa proton dan sukralfat, isoniazid, dan rifampisin.
- Jika diberikan bersamaan dengan obat-obat berikut, konsentrasi plasma ketoconazole meningkat sehingga potensi efek sampingnya meningkat: amprenavir, dan ritonavir.
- Ketoconazole meningkatkan resiko miopati jika diberikan bersamaan dengan simvastatin.
- Ketoconazole meningkatkan efek antikoagulan kumarin.
- Ketoconazole meningkatkan resiko aritmia ventrikular jika diberikan bersamaan dengan dofetilide, quinidine, pimozide, cisapride, metadon, disopiramid, dronedarone, ranolazine dan domperidon.
- Bisa terjadi kegagalan kontrasepsi jika ketoconazole diberikan bersama estrogen.
- Jangan diberikan bersamaan dengan obat-obat berikut : dofetilide, quinidine, pimozide, cisapride, metadon, disopiramid, dronedarone, ranolazine. Zoloral dapat meningkatkan konsentrasi plasma obat-obat tersebut dan dapat memperpanjang interval QT, kadang-kadang menyebabkan disritmia ventrikel yang membahayakan seperti torsades de pointes.
Perhatian
Hal-hal yang perlu diperhatikan pasien selama menggunakan Zoloral adalah sebagai berikut :
- Obat oral diberikan bersama makanan untuk memaksimalkan penyerapan.
- Pemakaian harus dihentikan jika muncul ruam kulit atau tanda lain yang menunjukkan reaksi alergi.
- Obat ini bisa menyebabkan pusing dan mengantuk, jangan mengemudi atau menyalakan mesin saat menggunakan obat ini.
- Ketoconazole pada pemberian oral diabsorpsi jauh lebih baik dibandingkan dengan golongan imidazole lainnya. Namun obat ini memiliki efek hepatotoksisitas yang parah. Resiko terbentuknya hepatitis lebih besar jika diberikan lebih dari 14 hari. Untuk pemberian secara oral, diperlukan pengamatan klinik untuk memeriksa kondisi hati.
- Ketoconazole telah diketahui ikut diekskresikan dalam air susu ibu. Ibu menyusui sebaiknya memilih obat anti jamur yang lebih aman.
- Jangan menggunakan ketoconazole untuk pasien yang memiliki riwayat hipersensitif (alergi) pada ketoconazole atau obat golongan imidazole lainnya.
- Jangan menggunakan obat ini untuk pasien yang memiliki gangguan hati berat dan pasien yang sedang diterapi dengan terfenadin atau astemizol.
- Tidak boleh digunakan untuk meningitis karena jamur.
- Tidak untuk ibu hamil dengan sindroma Cushing
Penggunaan oleh wanita hamil
FDA di Amerika Serikat (setara BPOM Indonesia) mengkategorikan ketoconazole kedalam kategori C dengan penjelasan sebagai berikut :
Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia. Namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi risiko sangat besar.
Penelitian pada hewan memang tidak selalu bisa dijadikan dasar keamanan pemakaian obat terhadap wanita hamil. Namun fakta bahwa obat ini telah menunjukkan efek buruk pada janin hewan harus menjadi perhatian serius jika ingin menggunakan zoloral untuk wanita hamil. Disarankan hanya digunakan jika tidak ada pilihan lain yang lebih aman.
Namun pada sediaan topikal seperti krim, shampoo, busa, dan gel yang diaplikasikan pada kulit, obat ini relatif aman digunakan oleh wanita hamil.