Agrophopia merupakan rasa takut yang berlebihan terhadap suatu keadaan atau kondisi, dimana dianggap tidak akan menemukan jalan ke luar ataupun tidak menemukan pertolongan.
Agrophobia menyebabkan penderita mengalami serangan panik. Selain itu, penderita agrophobia juga akan menghindari tempat atau kondisi tertentu karena merasa malu, panik, takut, dan merasa tidak akan mendapatkan pertolongan.
Biasanya agrophobia dialami oleh anak remaja dan dewasa muda terutama wanita. Lalu, apa gejala munculnya agrophobia dan bagaimana cara mengatasinya. Simak penjelasan berikut ini.
Gejala Agrophobia
Belum dapat diketahui secara pasti apa yang menyebabkan agrophobia. Kemungkinan agrophobia atau serangan panik disebabkan karena faktor keturunan.
Orang yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat serangan panik, biasanya kemungkinan mengalami agrophobia. Namun, agrophobia juga dapat terjadi pada orang yang tidak memiliki riwayat terkena serangan panik.
Secara umum, gejala agrophobia dapat dilihat dari kondisi fisik, perilaku, dan kognitif.
Fisik
Orang yang mengalami agrophobia biasanya mengalami badan gemetar, terguncag dan berkeringat.
Selain itu, munculnya agrophobia juga ditandai dengan jantung berdebar dan berdetak cepat, sulit bernapas, nyeri dada, badan terasa panas dan dingin, hingga mual dan terkena diare.
Agrophobia juga ditandai dengan munculnya rasa pusing hingga hampir pingsan, kesulitan menelan, telingga berdenging, hingga perasaan takut mati.
Perilaku
Agrophobia ditandai dengan perilaku yang cenderung menghindari tempat ramai. Orang yang menderita agrophobia akan merasa lebih nyaman berada di rumah dalam waktu yang lama.
Selain itu, penderita agrophobia juga akan membutuhkan orang lain untuk menemaninya saat berpergian.
Kognitif
Agrophobia bisanya ditandai dengan munculnya perasaan takut dan panik.
Selain itu, munculnya agrophonia juga ditandai dengan perasaan takut dipandang orang lain, takut kehilangan nyawa, takut tidak mampu melarikan diri, hingga kehilangan kewarasan dan pola pikir saat berinteraksi dengan orang lain.
Cara mengatasi Agrophobia
Agrophobia dapat diatasi dengan memberikan obat-obatan atau melakukan psikoterapi.
Pemberian obat antidepresan
Agrophobia biasanya diobati dengan memberikan obat antidepresan atau obat untuk mengatasi rasa cemas. Obat antidepresan yang diberikan biasanya mengandung serotonin yang dapat merangsang perasaan bahagia.
Jenis obat antidepresan yang biasanya diberikan adalah sertraline dan fluoxetine. Sedangkan obat mengatasi cemas yang dapat diberikan untuk mengatasi agrophobia adalah benzodiazepin.
Mengonsumsi kedua jenis obat tersebut dapat menyebabkan efek samping, seperti perasaan tidak nyaman, bahkan menyebabkan gejala serangan panik lainnya. Oleh karena itu, konsumsilah obat tersebut hanya dengan rekomendasi dari dokter.
Psikoterapi
Psikoterapi merupakan upaya pemulihan kondisi mental penderita agrophobia, sehingga dapat mengatasi gejala kecemasan.
Jenis terapi yang sering dilakukan untuk mengobati agrophobia adalah terapi kognitif. Terapi kognitif akan mengajarkan penderita agrophobia tentang pola pikir dan cara memahami situasi, sehingga dapat mewaspadai ataupun menghindari serangan panik yang akan muncul.
Terapi kognitif biasanya dilakukan selama 10 sampai 20 detik dalam setiap sesi. Saat melakukan terapi kognitif, Anda akan menguasai manajemen stres dan teknik relaksasi, sehingga dapat membantu mengatasi serangan panik yang akan muncul. Selain itu, terapi kognitif juga mengajarkan penderita agrophobia membayangkan penyebab kecemasan dari yang ringan hingga menakutkan.
Hal ini tentunya sangat membantu dalam mengatasi ketakutan yang sering muncul. Terapi kognitif juga membantu Anda memahami dan mengendalikan perasaan dan kejadian yang dapat menyebabkan stres.
Agrophobia juga dapat diatasi dengan melakukan pola hidup sehat. Lakukanlah olahraga secara rutin dan konsumsi makanan yang sehat. Selain itu, pastikan istirahat yang cukup dan selalu memiliki pola pikir yang positif.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.